news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Astra Agro Raup Laba Rp 1,43 Triliun di 2018, Turun 26,9 Persen

15 April 2019 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers RUPS PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2018 di Menara Astra, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers RUPS PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2018 di Menara Astra, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan laba bersih Rp 1,43 triliun sepanjang 2018. Perolehan laba bersih ini turun 26,9 persen dibanding 2017 yang sebesar Rp 1,96 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama AALI, Santosa, mengungkapkan bahwa merosotnya laba bersih tahun lalu akibat jatuhnya harga jual minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dunia sepanjang 2018. Meski laba bersih menurun, perusahaan tetap membagikan dividen kepada pemegang saham.
Kata Santosa, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pemegang saham menyetujui penggunaan 45 persen laba bersih Perseroan sebagai dividen senilai Rp 336 per saham dibagikan ke pemegang saham.
"Dividen yang dibagikan ini sebagai dividen tunai yang akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp 112 per lembar saham yang telah dibayarkan pada 19 Oktober 2018," kata dia dalam konferensi pers usai menggelar RUPS 2018 di Menara Astra, Jakarta, Senin (15/4).
ADVERTISEMENT
Adapun sisa laba bersih yang dibukukan menjadi laba yang ditahan perseroan. Menurut Santosa, meskipun laba bersih tahun 2018 turun, AALI berhasil mencatat kinerja operasional yang positif di mana produksi minyak sawit mentah naik 18,5 persen menjadi 1,94 juta ton.
Kenaikan produksi minyak sawit Perseroan sepanjang tahun 2018 tersebut ditopang oleh kenaikan produksi TBS (tandan buah segar) dari kebun-kebun inti sebesar 4,42 juta ton atau meningkat sebesar 12,1 persen dibandingkan tahun 2017.
Total volume transaksi pembelian TBS, baik dari Plasma/KKPA maupun pihak ketiga meningkat sebesar 29,5 persen menjadi 5,15 juta ton pada tahun 2018.
Konferensi pers RUPS PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2018 di Menara Astra, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Selain itu, pada segmen usaha penggemukan dan pembibitan sapi yang terintegrasi dengan kebun kelapa sawit juga menunjukkan hasil yang positif. Sepanjang tahun 2018, volume transaksi penjualan sapi Perseroan adalah sebesar 10.230 ekor, tumbuh 268.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan jumlah anakan yang dihasilkan dari segmen pembibitan sapi perseroan adalah sebesar 1.612 ekor, meningkat 130,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya," lanjut dia.
Pada RUPS Tahunan Perseroan ini, pemegang saham juga menyetujui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, serta Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2018.
RUPS tadi siang ini juga terjadi pergantian susunan direksi perusahaan. Santosa menjelaskan, ada dua direktur yang diganti karena masa jabatannya habis di AALI.
Kedua direktur yang diganti adalah Handoko yang digantikan oleh Nico Tahir dan Bambang Widjonarko digantikan oleh Said Fakhrullazi.
Berikut susunan Dewan Komisaris dan Anggota Direksi AALI yang baru:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris: Chiew Sin Cheok Komisaris Independen: Sidharta Utama Komisaris Independen: Angky Utarya Tisnadisastra Komisaris: Djony Bunarto Tjondro
ADVERTISEMENT
Anggota Direksi
Presiden Direktur: Santosa Wakil Presiden Direktur: Joko Supriyono Direktur: Mario CS Gultom Direktur: Rujito Pumomo Direktur: M Hadi Sugeng Wahyudiono Direktur: Nico Tahir Direktur: Said Fakhrullazi
Kinerja Kuartal I 2019 Astra Agro Masih Tertekan Harga Sawit
Kinerja penjualan minyak kelapa sawit Astra Agro masih akan tertekan pada kuartal I 2019. Tekanan ini datang karena terpengaruh harga minyak kelapa sawit pada kuartal IV 2018 yang anjlok.
Direktur Utama AALI, Santosa, menjelaskan, meski harga CPO di pasar global pada kuartal I 2019 sudah mulai membaik, tapi pengaruh harga di akhir Desember 2018 tak bisa diabaikan. Pengeluaran perusahaan juga bertambah karena naiknya upah pekerja.
ADVERTISEMENT
"Kuartal I tahun ini dibandingkan kuartal I tahun lalu pasti jauh lebih jelek, karena harga tahun lalu jauh lebih baik dan belum ada kenaikan UMP. Jadi boleh dibilang, kuartal I ini enggak terlalu bagus," kata Santoso.
Meski begitu, Santosa tak bisa menjabarkan lebih lanjut hasil kinerja selama periode Januari-Maret 2019. Dia berharap pada kuartal II nanti kinerja mulai membaik lagi karena harga CPO pada April diprediksi akan membaik.
Selama ini, penjualan ekspor CPO AALI sekitar 30 juta ton. Sementara 10 juta lainnya biasanya untuk pasar domestik.
"Sebenarnya tender perbaikan harga di kuartal I 2019 belum terasa penuh karena ada dampak kuartal IV. Jadi kita baru akan merasakan pada April kalau harganya tidak mengalami perubahan," ucapnya.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
Sementara itu, untuk belanja modal tahun ini, kata dia, tidak akan terlalu jauh dibandingkan tahun 2018 yakni senilai Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,7 triliun. Kebanyakan dananya bakal digunakan untuk 17 ribu tanaman sawit yang aktif.
ADVERTISEMENT
Belanja modalnya sendiri mayoritas berasal dari kas perusahaan. Selain itu, AALI juga punya usaha sampingan yakni peternakan sapi yang meski kontribusinya masih kecil, bisa membantu keuangan perusahaan.
"Kita juga tambah 1 kandang 2.000 ekor di Kalimantan Timur dan memungkinkan eksplorasi ke Sumatera. Pabrik di Kaltim juga sudah beroperasi penuh, bisa menambah produksi hingga 45 ton per jam untuk buah yang dibeli dari masyarakat atau punya kita sendiri," ucapnya.