Astra Agro Turunkan Belanja Modal Jadi Rp 1,5 Triliun Tahun Ini

16 Februari 2019 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Astra, Agro Lestari Santosa di Bandung, Jawa Barat. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Astra, Agro Lestari Santosa di Bandung, Jawa Barat. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memprediksi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Target ini turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 sampai Rp 1,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur AALI Santosa mengatakan, capex tahun ini turun karena perusahaan sudah tidak mengeluarkan biaya untuk pembangunan pabrik. Tahun ini, pabrik baru tersebut sudah beroperasi penuh yang meningkatkan kapasitas hingga 45 ton per jam.
"Capex tahun lalu Rp 1,7-1,8 triliun. Tahun ini capex kita estimasi Rp 1,5 triliun karena enggak ada yang baru. Cash flow kita kan kita bangun pabrik yang tahun ini fully operation," kata dia dalam diskusi media di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/2).
Pekerja sawit di perkebunan milik PT Best Agro Palantation. Foto: Dok. bestplantation.com
Santosa menjelaskan, capex tahun ini bakal digunakan untuk berbagai kegiatan rutin perusahaan seperti perawatan tanaman yang belum menghasilkan. Dana yang dibutuhkan sekitar Rp 700 miliar.
Pabrik juga bakal melakukan peningkatan kapasitas pabrik senilai Rp 150 miliar. Sisanya, bakal digunakan untuk perawatan infrastruktur seperti jalan, rumah, sekolah di dalam kebun, klinik, dan jembatan.
ADVERTISEMENT
"Kita kan ada jembatan, ada 29 sekolah di kebun, ada poliklinik harus maintenance. Ini perlu maintenance. Sebenarnya lebih ke arah ke situ. Ganti boiler. Jadi banyak pakai rutin-rutin," lanjutnya.
Diskusi PT Astra Agro Lestari Tbk bersama media di Bandung, Jawa Barat. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Untuk target produksi tahun ini, Santosa mengatakan, tidak bakal beda jauh dengan tahun lalu sebesar 1,9 juta untuk CPO dan 5,7 juta ton untuk Tandan Buah Segar (TBS).
Dia berharap, total produksi hingga 2019 tidak turun. Kalau pun ada kenaikan, kata Santosa, volumenya tidak signifikan sebab kebun sawit AALI sudah memasuki usia puncak.
"Total produksi estimasi tahun ini mudahan tidak turun. Kemungkinam naik kecil karena kebun kita sudah puncak produksi, justru kita tingkatkan kemitraan karena setiap tahun 50 ribu hektare replanting. Jadi capex itu hampir 40 persen itu untuk pengelolaan tanaman yang belum bisa menghasilkan sampai menghasilkan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun lalu, produksi perusahaan juga tercatat positif dengan memproduksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 5,7 juta ton. Angka ini naik sebesar 10,2 persen dibandingkan tahun 2017.
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sementara produksi CPO Astra Agro tahun 2018 meningkat sebesar 18,5 persen dibandingkan tahun 2017. Tercatat, Astra Agro juga memproduksi CPO sebesar 1,9 juta ton pada tahun 2018 sedangkan pada tahun 2017 Astra Agro memproduksi 1,6 juta ton.
Produksi kernel juga mengalami peningkatan yakni sebesar 18 persen dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2018, produksi kernel sebesar 420.900 ton sedangkan pada tahun sebelumnya produksi kernel sebesar 356.600 ton.
Pada sektor hilir, Astra Agro memproduksi 327.600 ton Olein pada tahun 2018 atau meningkat 16,1 persen dari tahun 2017 yakni sebesar 282.200 ton. Palm Kernel Oil mengalami penurunan sebesar 38,2 persen dari tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Astra Agro mengelola 285.024 hektare kebun sawit yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari luasan tersebut, Astra Agro mengelola 218,409 hektare kebun inti 66.615 hektare kebun plasma. Selain mengelola inti dan plasma, Astra Agro juga mengelola kebun kemitraan.