Awal Pekan, IHSG Diprediksi Melemah Terbatas

Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melemah hari ini. Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan, laju IHSG akan bergerak di level support 6.209 dan level tertinggi 6.423. Kemarin, Jumat (3/5) IHSG ditutup melemah di level 6.319,46 atau turun 0,86 persen.

Menurut Dennies, IHSG bergerak melemah masih dipengaruhi oleh tekanan dari pergerakan indeks global. Efek penetapan suku bunga The Fed masih terasa setelah sebelumnya investor berekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga. Tercatat investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp 967 miliar sepanjang hari perdagangan.

“IHSG diprediksi melemah terbatas. Secara teknikal pergerakan mulai menyentuh area oversold sehingga pergerakan akan cukup terbatas dan ada potensi mengalami rebound dalam jangka pendek,” tulis Dennies dalam risetnya, Senin (6/5).

Menurutnya pergerakan IHSG hari ini masih akan dipengaruhi sentimen global.

Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Sementara itu, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyebutkan IHSG masih punya potensi untuk menguat pada perdagangan hari ini. Menurutnya pada awal pekan ini, pergerakan IHSG masih terlihat terkonsolidasi dalam rentang yang wajar.

Namun peluang IHSG untuk kembali mencetak rekor tertingginya masih terbuka lebar. Hal ini menurut William ditunjang oleh stabilnya kondisi perekonomian dalam negeri dan rilis kinerja emiten sepanjang kuartal I 2019 yang l yang cukup baik.

“Serta jelang rilis data perekonomian GDP dan kepercayaan konsumen juga turut mewarnai pola gerak IHSG dalam beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpotensi menguat,” ujarnya.

Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT HM Sampoerna (HMSP), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT Telekomunikasi Indonesia Persero (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).