Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
B20 Diharapkan Bisa Lebih Efektif Tekan Defisit Neraca Perdagangan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, sejak perluasan B20 untuk sektor non Public Service Obligation (PSO) diterapkan 1 September 2018 lalu, diakuinya memang belum berjalan optimal 100 persen. Tapi, langkah B20 ini bisa menjadi harapan untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Ini sudah jalan kok, cuma tekanan neraca perdagangan secara keseluruhan saja. Nyatanya ini jalan, meskipun kita akui belum optimum karena beberapa penyebab, masih ada beberapa titik belum bisa lancar, artinya serapan FAME terganggu. Tapi secara keseluruhannya masih oke. Bayangkan gini kalau enggak ada B20, tambah enggak ada harapan," kata Rida di kantornya, Jakarta, Kamis (20/12).
Rida menjelaskan, ada berbagai faktor yang membuat penerapan B20 belum optimal. Salah satunya di rantai pasokan yang masih terkendala penyalurannya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, sejauh ini kapal penyalur B20 ini yang bersertifikat jumlahnya kurang. Karena itu tahun depan dirinya dan pihak terkait akan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar suplai tidak terganggu lagi dan lebih optimal.
Tapi secara keseluruhan, kata Rida, meski B20 non PSO baru diterapkan September, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution selalu mengingatkan bahwa program penekan impor BBM punya kontribusi dalam meringankan beban neraca perdagangan Indonesia.
"Kan karena kapalnya, ketersediaannya kalau ada kapal harus bersertifikat, kapalnya ada dermaga kurang, makanya 2019 kita evaluasi menyeluruh agar supply chain lebih optimum. Kemarin kalau Pak Darmin selalu mengingatkan sedikit banyaknya memperbaiki neraca perdagangan, seberapa negatif plusnya saya sendiri belum punya data," ucap dia.
ADVERTISEMENT