news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bahan Pakan Masih Impor Jadi Pemicu Melonjaknya Harga Daging Ayam

21 Mei 2018 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang daging ayam di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang daging ayam di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah harga bahan pangan dilaporkan mengalami kenaikan cukup signifikan saat memasuki bulan Ramadhan tahun ini. Salah satunya daging ayam yang harganya menembus Rp 50 ribu per kilogram, naik dari harga normal Rp 32 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko, mengatakan kenaikan tersebut disebabkan beberapa faktor, salah satunya harga pakan yang naik.
“Per Mei, harga pakan ternak sudah naik Rp 150 per kg, itu salah satu faktornya,” kata Singgih kepada kumparan, Senin (21/5). Kenaikan harga pakan tersebut menurut Singgih disebabkan karena harga bungkil kedelai yang juga naik.
Adapun kedelai merupakan salah satu bahan utama dalam pakan ternak. Sehingga, harga pakan ternak akan terdorong naik apabila harga bungkil kedelai terus meningkat. Ditambah, bahan utama pakan tersebut merupakan produk impor.
“Harga bungkil kedelai naik ditambah dolar juga naik. Padahal 50% bahan pakan masih impor, maka pakan otomatis juga naik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Singgih menyanggah tudingan pemerintah yang mengatakan harga daging ayam naik karena pasokan yang ditahan oleh broker. Bahkan menurut Singgih, kenaikan harga daging ayam juga terjadi karena adanya gagal produksi.
“Tidak benar (harga daging ayam naik karena stok ditahan). Selain itu faktor penyakit salah satu sebab gagal produksi,” katanya.