Balada Travel Agent Konvensional, Sepi Pembeli hingga Cari Pasar Baru

15 Maret 2019 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Agen Travel Tradisional di  Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Di era serba online, keberadaan travel agent yang masih menjajakan jasanya secara konvensional, bukannya hilang sama sekali.
ADVERTISEMENT
Sebagiannya boleh saja tutup dan beralih ke online, namun ada pula yang masih bertahan. Meski pun, konsekuensinya bakal kian sepi pengunjung, atau mesti lebih selektif memilih ceruk pasar.
kumparan, Kamis (14/3), mengunjungi beberapa travel agent konvensional di kawasan Jakarta Selatan, yang masih beroperasi hingga kini. Rata-rata buka dari pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Di sebuah kawasan modern Gedung Bina Sentra, Bidakara, Pancoran Jaksel misalnya. Terpampang tulisan Central Tour & Travel yang menempati sebuah ruang kaca berukuran sekitar 8 x 4 meter.
Di ruangan bernuansa putih abu dan orange itu, tak telihat lalu lalang ramai. Hanya ada 3 orang staf yang berfokus menatap layar komputernya. Salah satunya, Senior Ticketing Central Tour & Travel, bernama Siska.
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Siska mengatakan, penjualan tiket perjalanan domestik dan luar negeri yang dijajakannya memang kian mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
“Tiga tahun terakhir 50 persen lah, mengalami penurunan. Sekarang sehari kadang ada kadang enggak,” katanya ketika ditemui kumparan, Kamis (14/3).
Ia tak memungkiri, sepinya penjualan tiket bisa saja terjadi akibat beralihnya pembelian ke travel agent online. Sebab, selain terbilang lebih praktis, banyak pula diskon atau cash back yang ditawarkan.
“Jadi ya paling, sekarang ada cuma couple atau kelompok aja. Domestik yang paling banyak dituju Lombok dan Raja Ampat. Kalau luar biasanya Singapura,” imbuh dia.
Berkenaan itu, Siska menyebut, penjualan tiket di tempatnya akhirnya dijual hanya berdasarkan pemesanan. Untuk pembelinya pun, kini pihaknya lebih membidik lembaga atau korporasi.
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Hal serupa, juga diungkapkan Staff Ticketing Tyara Holiday Yogi Arditia Pratama. Pihaknya bahkan memang sengaja membidik pasar korporat dalam menjalankan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Artinya, pemesanan tiket travel hanya bisa dilakukan untuk perjalanan secara berkelompok yang berisi sampai 30 orang.
“Banyak dari kementerian. Kebanyakan perjalanan dinas, tergantung dinas. Setiap hari selalu ada 1-2 perjalanan,” kata dia di Gedung Binasentra Bidakara, Jakarta Selatan.
Dengan strategi itu, ia mengaku, penjualan tiket tergolong stabil. Meskipun, travel agent online sedang menjamur.
“Enggak begitu ada pengaruh sih online,” akunya.
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Upaya memilih ceruk pasar potensial pada travel agent konvensional juga diungkapkan Head Office MKU Tour & Travel, Setyaningsih Soehardi di Mampang, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan, pihaknya tak mematok banyak tiket perjalanan pesawat untuk wisata. Namun, justru membidik pangsa pasar umrah dan haji.
“Wisata hanya kalau ada yang request saja. Selama sebulan biasanya selalu ada sekitar 1-2 bis dengan kapasitas 40 orang per bus. Namun tidak jadi prioritas,” imbuh dia.
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Ia pun juga membatasi, berdasarkan daerah wisata yang memang banyak peminat sesuai pasarnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau tiket perjalanan wisata hanya menyediakan yang ke Timur Tengah. Mayoritas Turki, Dubai, dan Aqsa. Di samping itu, juga lembaga lembaga by request,” ujarnya.
Dari bisnis itu, Ning panggilan akrab Setyaningsih, justru bisa mengeruk keuntungan yang lumayan.
“Penjualan relatif stabil untuk haji sekitar 600-700 orang diberangkatkan per tahun. Umrah setiap minggu ada 1-2 pesawat,” ungkap dia.
Sementara itu, harga umrah sekitar Rp 25 jutaan sampai Rp 33 jutaan untuk paket 9 hari. Sedangkan, paket 16 hari Rp 35 juta sampai Rp 53 juta. Untuk haji plus, ia mematok Rp 150 juta hingga Rp 200 juta.