Balas Trump, China Naikkan Tarif untuk Produk AS

24 Agustus 2019 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlangsung. Negeri Tirai Bambu yang memberikan tarif balasan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Wall Street Journal, Sabtu (24/8), Beijing akan memberlakukan tarif 5 persen dan 10 persen pada hampir semua produk impor AS. Tak hanya itu, China juga berencana menaikkan tarif pada beberapa produk AS yang sebelumnya telah dikenakan bea masuk.
Tindakan balasan China itu berlaku pada produk pertanian, mobil, pakaian, bahan kimia dan tekstil AS dengan total USD 75 miliar atau sekitar Rp 1,06 triliun (kurs Rp 14.200). Adapun rencana pemberlakuan tarif itu akan dilaksanakan pada 1 September dan 15 Desember mendatang.
AS dan China kini sama-sama menaikkan tarif. Hal ini menambah eskalasi perang dagang yang telah berlangsung sejak tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump, 12 jam setelah China mengumumkan akan mengenakan tarif baru tesebut, langsung bereaksi keras. Dalam cuitannya di Twitter, Trump akan menaikkan 5 persen tarif bagi produk China.
ADVERTISEMENT
Mulai 1 September mendatang, Trump siap menaikkan tarif impor produk China senilai USD 300 miliar menjadi 15 persen, dari sebelumnya hanya 10 persen. Selain itu, pada 1 Oktober nanti, Trump juga akan mengenakan tarif 30 persen dari sebelumnya 25 persen pada impor China senilai USD 250 miliar.
"China seharusnya tidak mengenakan tarif baru pada USD 75 MILIAR produk Amerika Serikat (bermotivasi politik!). Mulai 1 Oktober, USD 250 MILIAR barang dan produk dari China saat ini dikenakan pajak 25 persen, akan dikenakan pajak 30 persen," tulis Trump dalam akun Twitter-nya.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat pidato kongres kenegaraan di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS/Jim Young
Perusahaan-perusahaan mobil besar akan sangat terpukul oleh kenaikan tarif, terutama Tesla Inc dan Ford Motor Co, serta BMW AG Jerman dan Mercedes-Benz Daimler AG. Perusahaan-perusahaan ini membangun sejumlah besar kendaraan di AS untuk diekspor ke China, yang kebanyakan model premium. Tarif yang lebih tinggi dapat memaksa mereka untuk menaikkan harga dan kehilangan penjualan.
ADVERTISEMENT
China adalah pasar ekspor terbesar kedua untuk mobil buatan AS, yang menyumbang USD 6,2 miliar dari ekspor tahun lalu. Dan menempati posisi ketiga pada ekspor bagian mobil senilai USD 3,6 miliar di 2018. Secara keseluruhan, produsen mobil AS mengekspor sekitar 230.100 mobil ke China tahun lalu.
Tak hanya mobil, ekspor minyak AS ke China juga telah terdampak dari ketegangan perdagangan. Hingga Mei 2019, ekspor minyak mentah AS ke China melambat 4 persen menjadi 110.000 barel per hari.
"Ini jelas bukan berita utama yang baik untuk pasar minyak," kata Noah Barrett, analis riset di Janus Henderson Investors.
Beberapa produk pertanian AS yang masuk dalam daftar China, yakni kedelai, daging sapi, dan babi. Produk ini sebelumnya juga masuk dalam daftar kenaikan tarif bea masuk China.
ADVERTISEMENT
"Untuk petani Amerika, setiap minggu rasa sakit perang dagang semakin bertambah. Eskalasi terbaru ini berarti hambatan yang lebih tinggi ke pasar yang belum lama ini menjadi tujuan ekspor terbesar kedua kami," kata Farmers for Free Trade, koalisi produsen pertanian.