news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bali Sanggup Kirim 4.000 Ton Manggis ke China

5 April 2018 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manggis yang siap diekspor ke China lewat udara (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Manggis yang siap diekspor ke China lewat udara (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai tahun ini dapat mengekspor langsung buah manggis ke China. Di tahun ini, Indonesia menargetkan bisa mengekspor 20.000 ton buah manggis ke Negara Tirai Bambu tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Sukabumi yang menjadi penyuplai utama buah manggis Indonesia ke China tetapi juga Bali. Pulau Dewata itu menyatakan kesiapannya untuk mengekspor 4.000 ton manggis ke China pada tahun ini.
Hari ini, ada 7,2 ton manggis dari kawasan Pupuan Tabanan yang siap dikirimkan dari Bali menuju China. Pengiriman kali ini dilakukan melalui pesawat terbang.
Jadi hampir 5 tahun tidak bisa mngekspor langsung ke China, sekarang sudah terbuka lagi. Sudah hampir 1 bulan dan hari ini yang cukup besar sekitar 7,2 ton yang akan dikirim ke China nanti sore dan nanti malam langsung ke China," ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar, I Putu Terunanegara, saat ditemui di Regulated Agent (RA) Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (5/4).
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, Indonesia ditargetkan bisa mengekspor 20.000 ton manggis ke China pada tahun ini. Dari jumlah itu, Bali menyatakan siap menyuplai 40% nya.
"Secara nasional, target (ekspor) kita 20.000 ton. Kita masih jauh, dalam satu bulan ini baru bisa mengirimkan 30 ton. Per hari nya 2 hingga 3 ton berangkat ke Beijing dan Shanghai," ucapnya.
Manggis yang siap diekspor ke China lewat udara (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Manggis yang siap diekspor ke China lewat udara (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Potensi Bali menjadi penyuplai utama manggis ke China lebih besar dari darah lain karena Bali memiliki banyak sekali penerbangan langsung (direct flight) ke China. Pengiriman manggis dengan pesawat udara dianggap lebih cepat dan menguntungkan karena kualitas manggis tetap terjaga dan imbasnya, harga yang ditawarkan juga cukup tinggi.
"Ada daerah lain untuk pengekspor yakni Jawa Barat dan Sumatera Barat, tapi Bali ini punya direct flight ke China paling banyak, jadi paling cepat sampai dan kualitas paling terjaga," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan selama 4 tahun terakhir, kegiatan ekspor manggis China harus melalui negara ketiga seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam. Kini dengan disepakatinya protokol antara Indonesia dan China, ekspor manggis tidak perlu lagi melalui negara ketiga.
"Kalau dulu kan dikirim ke Malaysia, Thailand dan Vietnam, sehingga kualitasnya kurang baik ketika sampai di China. Tapi dengan langsung seperti sekarang bisa membahagiakan petani manggis dan membuat mereka menjaga betul kualitas manggisnya," tuturnya.
Sementara itu, eksportir manggis dari PT Raja Manggis Sejati, Jro Putu Tesan, menyampaikan bahwa Bali memang salah satu pemasok terbesar manggis di Indonesia. Kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat di Kabupaten Tabanan merupakan sentral manggis di Bali. Ada sekitar 3.000 hektare lahan yang memproduksi manggis. Jumlah petani manggis di sana mencapai 6.250 orang.
ADVERTISEMENT
"Target kami 4.000 ton per musim atau per tahun. Saat ini baru mencapai 30 ton, karena musim di Bali dengan cuaca ekstrem hanya 30%. Dengan ada pengawalan dari Balai Karantina dan bisa ekspor ke China, petani jadi bergairah. Kalau harga bagus, pasti banyak yang mengikuti. Itu kan problem pertama permasalahan pertanian di Indonesia,” tandasnya.
Sebagai catatan, sejak Januari 2018 hingga hari ini, Bali telah mengekspor manggis ke China dan Thailand dengan volume lebih dari 49 ton melalui Bandara Ngurah Rai. Sedangkan secara nasional, Indonesia sudah mengekspor lebih dari 10.000 ton manggis ke berbagai negara.