Bandara Ahmad Yani Akan Terhubung dengan Kereta

23 November 2017 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Ahmad Yani (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Ahmad Yani (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah akan dibedah total oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, di bandara tersebut tengah dibangun terminal baru yang berdiri di atas lahan rawa seluas 30 meter persegi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, AP I dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sudah memiliki masterplan bila bandara ini nantinya akan terkoneksi dengan sarana transportasi publik, seperti kereta api dan Bus Rapid Transit (BRT).
"Kereta api juga begitu sudah ada rencana induknya, tapi kereta api ini akan di belakang (bandara). Juga kita ada rekayasa pengadaan BRT (Bus Rapid Transit/Trans Semarang) lalu jalur-jalurnya," ungkap Project Manager AP I Toni Alam saat ditemui media di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Kamis (23/11).
Hanya saja menurut Toni, pembangunan kereta bandara tidak akan dikerjakan dalam waktu dekat. Pengerjaan proyek kereta bandara akan dimulai setelah proyek pengembangan Bandara Ahmad Yani selesai.
Renovasi Bandara Ahmad Yani (Foto: Twitter/@srg_ap1)
zoom-in-whitePerbesar
Renovasi Bandara Ahmad Yani (Foto: Twitter/@srg_ap1)
"Yang kita harapkan dari Pemkot dan Pemda mulai melakukan penjajakan. Tapi paling tidak dari rekomendasi konsultan perencanaan kita plot-plot kan mana yang jangka pendek," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Toni, saat ini AP I berupaya keras untuk menyelesaikan proyek pembangunan terminal baru di Bandara Ahmad Yani yang ditargetkan bisa beroperasi awal 2018. Saat ini progresnya sudah 22%.
Terminal baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas rawa alias mengapung di atas air (floating). desain bandara tersebut nantinya juga akan mengusung tema eco airport. Maksudnya adalah memanfaatkan apa yang ada di sekitar bandara yaitu rawa. Bandara dengan konsep floating airport dan eco airport ini diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 2,075 triliun.
"Setelah kita dapat ijin terkait amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) kita sosialisasikan. Kita rekomendasikan dan Pemda harus ambil langkah-langkah yang sesuai," jelasnya.