news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bangun Pabrik Baru, Kapasitas Produksi Madusari Bisa Naik 60 Persen

30 Agustus 2018 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan manufaktur kimia, PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke-34 pada tahun ini. Perusahaan bergabung melalui skema Initial Public Offering (IPO) dengan kode emiten MOLI. Perusahaan meraup dana segar dari hasil IPO Rp 203,58 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Madusari Murni Indah Arief Goeadibrata mengungkapkan, nantinya sekitar 95 persen dari dana IPO tersebut bakal digunakan untuk membangun pabrik baru. Sebab saat ini utilisasi dari pabrik perseroan sudah mencapai 100 persen sehingga perusahaan merasa perlu untuk menambah pabrik baru.
“Kapasitas produksi kami sudah mentok. Target pendapatan enggak usah banyak-banyak dari tahun lalu Rp 1,1-1,2 triliun. Growth dibanding tahun lalu paling mentok 3 sampai 4 persen,” ungkap Arief di Gedung BEI, Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (30/8).
Menurut Arief, perusahaan saat ini sudah memiliki satu pabrik ethanol dengan kapasitas produksi sebesar 80 juta liter per tahun yang berbasis di wilayah Lawang, Malang, Jawa Timur. Dengan adanya pabrik baru, perseroan memperkirakan kapasitas produksi akan bertambah sebanyak 50 juta liter per tahun atau naik sekitar 60 persen.
ADVERTISEMENT
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
“Itu kalau sudah full produksi nambah segitu. Full-nya di 2020. Mungkin sekitar 50 persen (produksi pabrik baru) nanti di semester II 2019,” ujar Arief.
Menurutnya, penambahan produksi tersebut bakal dialokasikan perseroan untuk memenuhi pangsa ekspor. Arief mengatakan, sekitar 40 persen pendapatan perusahaan diperoleh dari ekspor. Saat ini, perusahaan sudah memiliki beberapa pasar ekspor khususnya di Kawasan ASEAN seperti di Filipina, Vietnam, dan Thailand.
“Ini untuk meningkatkan pasar ekspor, di mana pertumbuhan di sana sangat besar. Masih double digit growth. Kalau di domestik cuma single digit growth,” tandasnya.