Bangun Pabrik di Banyuwangi, INKA Dapat Bantuan Modal dari Investor AS

7 November 2018 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pabrik PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/11).  (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pabrik PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/11). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA akan memperluas bisnis produksi kereta api dengan membangun sebuah pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini progres pembangunan pabrik baru tersebut masih dalam proses lelang untuk pembangunan tahap I.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menjelaskan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik baru di Banyuwangi sangat besar. Beruntung, kata dia, salah satu perusahaan kereta api asal Amerika Serikat (AS) mau ikut patungan membangun pabrik tersebut.
"Nantinya kita juga akan ada bantuan investasi dari perusahaan kereta api asal AS, Progress Rail Service, sekitar USD 20-30 juta," ungkap Budi saat ditemui di Kantor Pusat INKA, Stasiun Madiun, Jawa Timur, Rabu (7/11).
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa untuk saat ini, proses lelang untuk pembangunan tahap I akan dimulai. Beberapa kontraktor BUMN tertarik untuk ikut lelang. Mereka adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Para pekerja pabrik PT INKA, Madiun, Jawa Timur (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para pekerja pabrik PT INKA, Madiun, Jawa Timur (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Budi menyatakan dana yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan tahap I ini adalah sekitar Rp 600 miliar. Adapun sumber pendanaan adalah berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
ADVERTISEMENT
"(Untuk) tahap I biayanya sekitar Rp 600 miliar melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Tahap I untuk produksi dua-duanya baik (produksi) kereta maupun lokomotif," ucapnya
Secara umum, pabrik baru yang akan dibangun di Banyuwangi memiliki luas sekitar 83 hektare dengan menghabiskan anggaran total sebesar Rp 1,6 triliun. Pemilihan lokasi di Banyuwangi agar lebih dekat dengan pelabuhan terutama untuk ekspor produk kereta api.
"Iya utamanya kan ekspor karena dekat pelabuhan," lanjutnya.