Banjir Produk Impor dari China, Pengusaha Keramik Ajukan Safeguard

15 Mei 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sentra keramik di Plered, Purwakarta (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
zoom-in-whitePerbesar
Sentra keramik di Plered, Purwakarta (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
ADVERTISEMENT
Demi menanggulangi produk impor yang dinilai makin merajalela, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan safeguard atau barier perlindungan kepada pemerintah. Menurutnya pengajuan safeguard tersebut masih digodok pada beberapa kementerian terkait.
ADVERTISEMENT
“Sekarang masih dalam proses. Kemarin sudah sharing, sudah isi kuisioner. Masih diproses di Perdagangan, Perindustrian dan Keuangan. Kalau sudah diputusin, nanti Perdagangan membuat surat keuangan untuk penetapannya,” ungkap Elisa pada kumparan, Selasa (15/5).
Menurut Elisa pengajuan safeguard tersebut merupakan cara untuk dapat mengendalikan serbuan keramik impor yang mayoritas berasal dari China.
Sentra keramik di Plered, Purwakarta (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
zoom-in-whitePerbesar
Sentra keramik di Plered, Purwakarta (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
Elisa tidak menampik bahwa menghapus impor tidak mungkin dilakukan. Untuk itu cara yang paling memungkinkan adalah dengan mengendalikan impor tersebut. Nantinya safeguard ini akan berupa aturan bea masuk bagi produk keramik impor.
“Dulu sampai 2017 itu bea masuk impor sebesar 20%. Itu aja setiap tahun impor masih naik terus sampai 22%. Lalu ada ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA), salah satu produk kena penurunan dari 20% ke 5%. Itu yang tidak bisa kami terima,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Elisa menyatakan hal tersebut jelas membuat produksi dalam negeri terganggu. Menurutnya tahun lalu, jumlah keramik impor tembus 65 juta meter persegi. Sehingga Elisa berharap, safeguard ini nantinya bisa menghidupkan kembali produksi dalam negeri.
“Beberapa industri bahkan mayoritas industri terganggu. Itu nanti diperiksa dipenyidikan. Bener enggak ada yang terganggu. Dan betul memang beberapa industri dalam posisi yang sulit. Safeguard adalah mekanisme bagaimana impor itu terkendali dan usaha dalam negeri tidak terpuruk. Intinya itu saja lah,” tutupnya.