Bank Dunia Beberkan Penyebab Indonesia Susah Dapat Investasi Asing

9 September 2019 21:38 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rodrigo A Chaves-Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, menemui Presiden Joko Widodo. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rodrigo A Chaves-Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, menemui Presiden Joko Widodo. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Dunia atau World Bank memprediksi investasi asing atau foreign direct investment (FDI) Indonesia hanya USD 22 miliar hingga akhir tahun ini. Dalam laporan yang dibawa mereka ke Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu menyebutkan, investasi asing yang masuk ke Indonesia sejak 2014 berjalan stagnan.
ADVERTISEMENT
Country Director of the World Bank Indonesia, Rodrigo A. Chavez, mengungkapkan salah satu penyebab Indonesia sulit memperoleh investasi langsung dari asing karena tidak adanya produk dalam negeri yang menjadi bagian dari rantai perdagangan dunia. Padahal menjadi bagian dari rantai pasokan dunia, juga perlu memberikan nilai tambah terhadap setiap produksi yang di ekspor.
"Saya pikir, tidak menjadi bagian dari global chain berarti less investment yang berarti sedikit juga nilai tambahnya," kata dia usai rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (9/9).
Kata Rodrigo, produksi industri yang diekspor Indonesia selama ini berbentuk bahan mentah. Kondisi ini membuat investor asing enggan masuk dan membuat Indonesia sulit jadi bagian dari rantai perdagangan global.
ADVERTISEMENT
"Para pekerja di Indonesia, dibayar untuk nilai yang mereka tambahkan ke produksi. Jadi, this is very important to add value, sehingga pekerjaan itu diupah dengan baik, ada lebih banyak pekerjaan (dari investasi yang masuk)," ucapnya.
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Hal ini juga membuat 33 perusahaan asal China yang relokasi tidak ada yang mampir satupun ke Indonesia. Padahal, negara lain di Asia mendapatkan berkah dari relokasi ini akibat perang dagang China dan Amerika Serikat.
Tidak dipilihnya Indonesia oleh China membuat Presiden Jokowi geram. Padahal menurutnya, investasi menjadi kunci untuk keluar dari perlambatan ekonomi global, sehingga bisa mencegah terjadinya resesi ekonomi.
"Mereka pergi ke negara lain, 23 ke Vietnam, yang lain ke Thailand, Meksiko, tetapi tidak ke Indonesia. Dan, tentu saja Presiden ingin melihat banyak investasi di negara ini yang akan menciptakan lapangan kerja yang baik bagi orang Indonesia," ujar Rodrigo.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dalam rapat bersama Luhut hari ini tak hanya membahas ekonomi global, tapi juga isu lain seperti limbah plastik.
Ditemui usai rapat, Luhut mengatakan dalam rapat bersama Rodrigo siang tadi mengenai implementasi yang harus diterapkan di dalam negeri agar lebih bergairah lagi sebab menurut Bank Dunia, Indonesia masih tetap satu negara yang paling kuat di antara negara-negara lain.
Adapun terkait prediksi Bank Dunia yang menyebut ekonomi Indonesia pada 2020 bakal jatuh di bawah 5 persen, Luhut mengatakan sedang dibuat skenario untuk menghadapinya. Tapi dia yakni Indonesia masih lebih stabil dibandingkan negara lain.
"Jadi kalau langkah-langkah yang dibuat sekarang diserahkan pemerintah itu dilakukan dengan baik, tidak ada alasan kita jatuh di bawah 5 persen," kata dia.
ADVERTISEMENT