Bank Indonesia Berencana Terbitkan Instrumen Sukuk

11 Desember 2018 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan instrumen di pasar keuangan berbasis syariah, yakni Sukuk Bank Indonesia. Hal ini bertujuan sebagai alternatif pembiayaan di pasar uang syariah yang bisa diperdagangkan kembali dan menjadi solusi jangka pendek kebutuhan likuiditas perbankan.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, instrumen Sukuk BI tersebut akan melengkapi instrumen moneter syariah bank sentral yang ada saat ini, seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS), reverse repo syariah, dan repo SBSN.
"Kami akan terbitkan Sukuk BI yang jangkanya pendek, ada yang dua minggu, satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, hingga 12 bulan," ujar Perry dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/12).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
Dia melanjutkan, Sukuk BI ini nantinya juga bisa dimiliki oleh bank syariah maupun bank konvensional. Hal ini diharapkan akan memperdalam pasar keuangan, sehingga likuiditas akan semakin banyak.
"Ini juga sekaligus referensi bagi pengembangan sukuk-sukuk yang lain," kata dia.
ADVERTISEMENT
Rencana penerbitan Sukuk BI ini termasuk yang lebih lama dibandingkan bank sentral negara lain, seperti Bank Negara Malaysia, Central Bank of Bahrain, dan Central Bank of Jordan yang telah mengeluarkan sukuk. Namun Perry bilang, hal ini dilakukan untuk pengembangan sektor keuangan setelah BI melihat kembali seluruh instrumen yang ada saat ini.
"Prosesnya instrumen kami dasarnya repo, itu tentu saja bisa dijual dan kemudan janji membeli kembali, itu kurang marketable Setelah kami lihat dari pengembangannya, Sukuk BI yang underlying ini lebih market friendly. Industri perbankan sangat senang, mereka sambut baik Sukuk BI," jelasnya.