Bank Indonesia: Demonstrasi Turut Picu Nilai Tukar Rupiah Melemah

25 September 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tengah menunjukkan tren pelemahan. Berdasarkan data perdagangan Reuters saat ini, rupiah di level Rp 14.126 per USD.
ADVERTISEMENT
Padahal kemarin pada Selasa (24/9), masih berada di bawah Rp 14.100. Lantas, apa yang jadi sebabnya?
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengungkap situasi domestik seperti demonstrasi yang ramai terjadi belakangan ini turut jadi penyebab, di samping kondisi global yang juga tengah bergejolak.
"Rupiah melemah ke Rp 14.135 per USD, kemarin sudah anteng di Rp 14.080 per USD, tapi gabungan global, concern domestik, demo-demo yang kita lihat dua hari ini kok terus berlangsung menimbukan guncangan jittery di pasar keuangan kita," kata Destry di Main Hall di Gedung BEI, Rabu (25/9).
Destry menjelaskan, ketidakpastian global yang cukup tinggi saat ini dipengaruhi perang dagang yang belum juga rampung antara AS-China. Dia memprediksi, kondisi itu bisa saja makin meluas hingga menyebabkan geopolitik kedua negara dan negara-negara lainnya tidak baik.
ADVERTISEMENT
"Kemarin ada berita di AS, ada upaya impeach Trump, itu mengubah kondisi market AS, jadi kalau kita lihat bond yield US turun jadi 1,6 karena ada ketidakpastian global," imbuh dia.
Meski demikian, Destry optimistis Indonesia masih cukup kuat dan akan mampu mengantisipasi tekanan yang terjadi. Sebab, secara fundamental perekonomian Indonesia masih cukup baik.
"Makro secara fundamental masih bagus. Pertumbuhan ekonomi berada di level 5 persen, cukup strong. Sehingga ini akan menyebabkan inflow yang cukup besar," terangnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di satu sisi, pihak BI juga mengaku terus menggenjot pendalaman pasar keuangan. Tujuannya, untuk bisa meminimalisir gejolak itu.
Bukan saja dalam menggagas berbagai kebijakan untuk stabilitas di pasar uang dan valas, namun juga berbagai bauran moneter pendukung.
ADVERTISEMENT
"Moneter masuk ke suku bunga moneter, pro aktif pergerakan pasar, penurunan BI rate yang berlangsung sejauh ini adalah untuk menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar bisa tercapai," ujarnya.