Bank Indonesia: Rupiah Masih Berpeluang Terus Menguat

28 Januari 2019 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080.  (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini kembali menguat. Dibukanya kembali pemerintahan AS memberikan sentimen positif bagi mata uang global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters pagi ini pukul 11.00 WIB, kurs rupiah berada di level Rp 14.045 per dolar AS, menguat dari pembukaan pagi tadi di level Rp 14.080 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, rupiah berpotensi terus menguat. Adapun level rupiah saat ini dinilai masih di bawah fundamentalnya (undervalue).
"Kami optimistis rupiah memiliki peluang untuk terus menguat. Selain itu, mengingat mata uang rupiah masih undervalued, kami akan membiarkan ruang bagi rupiah untuk terus menguat.," kata Nanang kepada kumparan, Senin (28/1).
Dia menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan dolar AS melemah terhadap rupiah hari ini. Pertama mengenai kesepakatan Presiden AS Donald Trump dengan Kongres AS terkait pendanaan sehingga pemerintahan AS kembali dibuka.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kemajuan penyelesaian Brexit juga memberi dampak positif bagi global. Selain itu, optimisme penyelesaian sengketa dagang AS-China dengan rencana kunjungan delegasi Wakil Menteri China ke Washington DC menjelang pertemuan tingkat tinggi pada akhir Januari ini.
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Perkembangan terkini di global tersebut menjadi faktor pendorong atau push factor yang menopang dana-dana portofolio global terus mengalir ke pasar emerging market. termasuk Indonesia, terutama pasar SBN (Surat Berharga Negara) dan saham Indonesia," ujar Nanang.
Ada sejumlah faktor penarik (pull factor) penyebab rupiah menguat di pagi ini. Selisih imbal hasil obligasi (yield) surat obligasi pemerintah Indonesia dengan obligasi pemerintah AS (US Treasury) sepuluh tahun saat ini sudah berangsur menurun di level 523 basis poin (bps).
ADVERTISEMENT
Angka tersebut dinilai paling menarik, kecuali seperti Brasil (630 bps), Afrika Selatan (599 bps), Meksiko (587 bps), dan Rusia (559 bps).
Tak hanya itu, saat ini kondisi suplai dan demand di pasar valuta asing (valas) juga terus membaik. Pasokan devisa dari eskportir ke perbankan turut menyebabkan penguatan rupiah.
"Dalam kondisi saat ini relatif lebih bisa mengimbangi kebutuhan valas untuk pembayaran impor, cicilan utang luar negeri, dan repatriasi dividen," katanya.