Bank Mantap Targetkan Penyaluran Kredit Rp 18 Triliun di 2018

28 Januari 2018 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Bank Mantap 2018 (Foto:  Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Bank Mantap 2018 (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 80% di tahun 2018. Yakni, dari penyaluran kredit tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun menjadi Rp 18 triliun tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Mantap, Josephus Koernianto Triprakoso, menjelaskan bahwa penyaluran kredit tersebut terbagi dua untuk pensiunan serta mikro dan ritel.
"Pangsa pasar kita tetap komposisi paling besar untuk pensiunan sebesar 80%, sementara ritel dan mikro 20%," kata Josephus saat ditemui dalam Festival Bank Mantap di Jakarta, Minggu (28/1).
Ia mengatakan pertumbuhan kredit Bank Mantap sejak diluncurkan pada tahun 2015 memang sangat cepat, yakni di atas 100%. Josephus juga menargetkan pertumbuhan nasabah menjadi 80.000 dari tahun lalu sebanyak 60.000 nasabah.
Fee base income atau pendapatan non bunga ditargetkan naik menjadi Rp 7 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 8 triliun. "Fee base income kita berasal dari kredit, karena ekspansi besar jadi cepat juga pertumbuhannya," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk laba, Josephus juga memprediksi peningkatan laba masih di atas 100% di 2018. Namun, ia mengaku tak terlalu jor-joran untuk target tahun ini.
"Dengan berkembang side business-nya, otomatis kan laba juga mengikuti. Yang penting on track sesuai core plan kita untuk 2016-2021. Mungkin secara pertumbuhan lebih rendah dari tahun lalu, tapi secara kualitas lebih baik," jelasnya.
Penyaluran Kredit Bank Mantap Capai Rp 10,5 Triliun di 2017
Penyaluran kredit Bank Mantap di tahun 2017 mencapai total Rp 10,50 triliun atau meningkat 113,1% dari tahun 2016. Dengan rincian, sebesar 80% atau Rp 8,51 triliun untuk dana pensiunan dan 20% sisanya adalah mikro dan ritel.
"Pertumbuhan ini mencapai 210,6%. Pertumbuhan untuk kredit memang besar sekali sejak 2015, selalu di atas 100%," kata Josephus.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya kredit, aset perseroan juga tercatat sudah menyentuh angka Rp 13,68 triliun di September 2017. Jumlah tersebut meningkat 85,2% dibanding pencapaian tahun sebelumnya.
Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 9,73 triliun atau tumbuh sampai 72,2%. Sementara itu laba bersih yang dihasilkan adalah sebesar Rp 160 miliar atau meningkat 215,9% dari periode tahun sebelumnya.
Meskipun kredit tumbuh tajam, namun Josephus mengaku laju non-performing loan (NPL) atau kredit macet masih bisa ditekan di angka 0,65% per Desember 2017. Ia mengatakan terus memperkuat strategi monitoring dari perseroan.
"Kita berharap untuk NPL pokoknya tidak tembus 0,8%. Sama dengan tahun ini kita jaga angkanya," katanya.