Bank Muamalat Butuh Modal Rp 4,5 Triliun, Buat Apa Saja?

11 April 2018 17:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan rekening tabungan iB Muamalat (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan rekening tabungan iB Muamalat (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengakui kesulitan penambahan modal menjadi penyebab utama perusahaan saat ini. Sedikitnya, bank syariah pertama di Indonesia tersebut memerlukan tambahan modal minimal Rp 4,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana, mengatakan modal itu nantinya akan digunakan untuk meningkatkan pembiayaan, memperkuat modal, hingga menambah segmentasi bisnis.
"Kan saya bilang kalau kita bicara selama ini kan Rp 4,5 triliun. Mau Rp 4,5 triliun, Rp 5 triliun atau Rp 6 triliun itu tergantung nanti ekspansi bisnis sama write off, kan bisa jadi satu yang penting secara compliancenya bisa disesuaikan," kata Permana di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/4).
Dia mengatakan, salah satu pengembangan bisnisnya adalah masuk ke usaha ritel yang berbasis syariah, karena pangsa pasar sektor tersebut selama ini dinilai belum terisi.
"Ritel maupun korporasi tapi yang related dengan islamic gitu, karena dengan begitu akan menyebabkan kompetitor agak kagok karena orang kalo bicara segmen itu langsung top of mind nya Bank Muamalat," jelasnya.
Bank Muamalat (Foto: Antara Foto)
zoom-in-whitePerbesar
Bank Muamalat (Foto: Antara Foto)
ADVERTISEMENT
Selain itu, modal Rp 4,5 triliun tersebut juga akan digunakan untuk pencadangan menurunkan pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) yang saat ini sebesar 4,43% (yoy) selama 2017.
"Kami bicara Rp 4,5 triliun sebagian kami pakai untuk pencadangan, sebagian kami alokasikan ekspansi, karena ekspansi itu lah yang akan menurunkan NPF," kata dia.
Permana menjelaskan, dengan modal tersebut maka rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Muamalat bisa menjadi 20%, dari yang saat ini sebesar 11,58%.
"Sekarang oke Rp 4,5 triliun jadi rileks, normal, tapi ekspansinya kami mau sampe CAR berapa, sampe 20% misalnya," tambahnya.