Bank Syariah Mandiri Raup Laba Rp 605 M di 2018, Naik 65,74 Persen

11 Maret 2019 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Syariah Mandiri. Foto: Instagram/@banksyariahmandir
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Syariah Mandiri. Foto: Instagram/@banksyariahmandir
ADVERTISEMENT
PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2018 kemarin. Laba bersih perseroan meningkat sebesar 65,74 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 605 miliar.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di periode yang sama tahun 2017 lalu laba bersih Mandiri Syariah tercatat sebesar Rp 365 miliar. Peningkatan laba bersih terutama didorong oleh segmen ritel dan pengembangan transaction banking.
Pengembangan bisnis ke arah transaction banking ini disebut berdampak pada peningkatan pendapatan berbasis fee (Fee Based Income/FBI). Dari catatan Mandiri Syariah, Fee Based Income (FBI) tahun lalu tumbuh sebesar 19,4 persen dari sebelumnya sebesar Rp 943 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 1,13 triliun per akhir 2018. Adapun FBI Mandiri Syariah ini bersumber dari jasa transaksi dan lainnya.
‘’Kami bersyukur pada tahun 2018 membukukan peningkatan laba 65,7 persen,’’ ungkap Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari, saat jumpa pers di Gedung Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
Selain dari FBI, sumber laba perusahaan juga berasal dari pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp 402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52 persen menjadi Rp 7,69 triliun per akhir 2018. Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.
“Selama tahun 2018 indikator bisnis perusahaan seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan sangat baik. Tahun ini dengan total asset mencapai Rp 98,34 triliun Mandiri Syariah sudah naik ke peringkat 15 di Indonesia. Kami sudah masuk 15 bank besar,’’ tuturnya.
Paparan Kinerja Bank Mandiri Syariah, Senin (11/3). Foto: Elsa Toruan/kumparan
Peningkatan asset ini sendiri didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,30 persen (yoy) dari Rp 77,9 triliun per Desember 2017 menjadi Rp 87,47 triliun pada Desember 2018. Komposisi Low Cost Fund sebesar Rp 44,46 triliun, tumbuh 10,16 persen (yoy) atau porsinya 50,82 persen dari total DPK yang berhasil dihimpun. Dengan penambahan 759 ribu rekening baru, total rekening nasabah Mandiri Syariah per Desember 2018 menjadi 7,99 juta rekening.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini, kami masih optimistis bahwa pertumbuhan laba akan mencapai 50-60 persen. Doakan saja,” katanya.
Sementara dari sisi pembiayaan, hingga dengan akhir tahun 2018 Mandiri Syariah telah menyalurkan sebesar Rp 67,75 triliun atau tumbuh 11,63 persen dibanding Rp 60,69 triliun pada akhir 2017. Pertumbuhan pembiayaan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas yang tercermin dari penurunan NPF Nett turun dari 2,71 persen menjadi 1,56 persen.
Di sisi lain, segmen ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi. Segmen ini tumbuh sebesar 15,49 persen dari sebelumnya sebesar Rp 34,59 triliun per akhir 2017 menjadi Rp 39,95 triliun per akhir 2018. Adapun pembiayaan segmen Wholesale (Korporat dan Komersial) tumbuh 6,5 persen (year on year) semula Rp 26,1 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 27,79 triliun pada akhir 2018.
ADVERTISEMENT