Banting Harga dan Tak Laku, Nasib Hunian Berhantu di Jakarta

15 November 2018 9:37 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bisnis Rumah Berhantu. (Foto: Nugroho Sejati\kumparan)
Selain menyebabkan gedung atau hunian jadi tak laku, kisah seram juga bisa menurunkan nilai jual maupun sewa sebuah bangunan. Konsultan properti dari Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono, mengatakan hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia yang masih percaya akan hal-hal yang berbau mistis.
ADVERTISEMENT
"Kita kan masih percaya dengan kisah-kisah spiritual, makanya hal-hal tersebut juga masih jadi pertimbangan kalau membeli atau menyewa sebuah gedung ataupun rumah. Berbeda dengan masyarakat di negara lain, mereka sudah cuek saja dengan hal-hal tersebut," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (15/11).
Lantas bagaimana fakta di lapangan? kumparan menemukan ada hunian yang susah terjual dan sulit disewakan pascaperistiwa tragis di dalamnya. Namun, ada juga kasus yang di mana unit apartemen telah diisi penghuni baru meskipun di rumah tersebut pernah terjadi kasus pembunuhan.
Seorang broker apartemen di Kalibata City, Jakarta Selatan mengatakan kalau salah satu unit kamarnya pernah menjadi lokasi bunuh diri. Sejak saat itu, unit kamar tersebut akhirnya disewakan. Meski tak menyebut lokasi tower dan nomor apartemen yang dimaksud, hingga kini belum ada satu pun penyewa yang tampak menghuni kamar tersebut.
Ilustrasi rumah berhantu. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
"Belum tahu juga kenapa. Padahal, kami sudah diskon harganya. Biasanya itu sewa kamar di unit apartemen kami berkisar Rp 35 juta per tahun, nah kalau kamar khusus yang itu disewakan seharga Rp 25 juta per tahun," ucapnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Broker yang enggan disebut namanya ini menceritakan memang ada beberapa orang yang sempat datang untuk melihat dan berniat menyewa unit apartemen tersebut. Hanya saja, ujungnya calon penyewa tadi kembali mengurungkan niat karena mendengar kisah bunuh diri di kamar tersebut.
"Mereka rata-rata tahu dari tetangga atau pun orang di apartemen, entah itu satpamnya atau penjaga kantin. Mereka ternyata menanyakan ke orang sekitar, setelah tahu akhirnya enggak jadi sewa," tuturnya.
Dia pun kehabisan akal. Padahal, sepenuturannya, harga sewa kamar di apartemen tersebut sudah sangat murah.
"Itu harganya termasuk murah. Semua sudah masuk, maksudnya beberapa perabotan seperti TV dan kulkas itu kami sediakan di dalam apartemen," tambahnya.
Suasana Apartemen Kalibata City di Jakarta. (Foto: Fanny Wardhani/kumparan)
Namun ada juga keterangan berbeda dari broker properti lainnya di Kalibata City. Aji, karyawan Dewi Property, menjelaskan bila peristiwa pembunuhan dan bunuh diri tak berdampak signifikan terhadap penjualan dan persewaan apartemen di Kalibata City. Bahkan, ia menyebut unit apartemen di lokasi pembunuhan Holly Angle sudah ditempati penghuni baru. Kasus pembunuhan Holly sendiri terjadi di Tower Ebony, Kalibata City pada tahun 2013 silam.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyarankan agar calon penghuni untuk menghubungi agen atau broker properti resmi bila ingin menyewa atau pun membeli unit apartemen di Kalibata City. Alasannya, agen properti resmi akan membantu proses pencarian informasi unit apartemen, menujukkan surat-surat resmi, mempertemukan dengan pemilik hunian bahkan memfasilitasi proses transaksi.
“Karena takutnya ada oknum yang kurang bertanggungjawab. Bisa saja hanya bantu pasang iklan tapi datanya enggak pegang. Ada beberapa yang gitu. Makanya takutnya, kalau sudah cocok dan sudah bayar DP, dibawa kabur uangnya, mau gimana lagi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan apartemen yang pernah ada peristiwa bunuh diri, rumah eks kasus pembunuhan juga sulit terjual.
Misalnya rumah bekas pembunuhan yang ada di kawasan Jakarta Timur. Sejak tragedi pembunuhan yang menimpa penghuni di rumah tersebut, keluarga memutuskan untuk menjual hunian mewah itu. Meski pernah terjadi peristiwa tragis, bangunan masih terlihat sangat rapi dan bersih.
Ilustrasi rumah kluster. (Foto: Shutterstock)
Sayangnya, dari pengakuan tetangga, rumah tersebut masih belum ada yang menempati atau pun membeli sejak dipasang pengumuman dijual. Padahal harga yang ditawarkan sudah di bawah rata-rata di area tersebut.
"Bahkan katanya nilai jualnya termasuk murah, biasanya harga jual rumah di sekitar sini itu berkisar Rp 17-18 miliar. Tapi, katanya dijual dengan harga Rp 15 miliar," ujar salah satu warga di dekat rumah eks pembunuhan di Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
--------------------------------------------------------
Saksikan ulasan lengkap kumparan soal bisnis rumah berhantu dengan ikuti topik Rumah Berhantu di Jakarta