Banyak Gerai Ritel Gulung Tikar, Konsumsi Listrik Jadi Rendah

10 Januari 2018 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lotus diserbu pembeli (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lotus diserbu pembeli (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rasio elektrifikasi tahun 2017 meningkat menjadi 94,91% dari sebelumnya 91,16% di 2016. Kapasitas terpasang pembangkit listrik di seluruh Indonesia hingga akhir 2017 juga naik menjadi 60.000 MW dari sebelumnya 59.000 MW pada 2016.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, konsumsi listrik masyarakat masih tergolong rendah, hanya 1.012 kWh per kapita. Capaian ini di bawah target konsumsi listrik sebesar 1.058 kWh per kapita. Konsumsi listrik dalam negeri ini jauh tertinggal dari Malaysia dan Singapura.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng, mengatakan tak tercapainya target konsumsi listrik ini karena ada beberapa industri ada yang tutup. Ditambah lagi bisnis ritel dan mal-mal kecil banyak yang gulung tikar.
"Ada beberapa perusahaan dan ritel yang sudah enggak ada. Ini mempengaruhi," kata Andy di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, Jakarta (10/1).
Karena masih rendahnya konsumsi listrik ini, Andy mendorong peningkatan daya listrik rumah tangga dari 900-4.400 VA ke 5.500 VA. Sebab saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia sudah sangat mencukupi.
ADVERTISEMENT
"Dulu program kita kan membatasi listrik 450 VA dan 900 VA. Sekarang kapasitas sudah baik, reserve margin juga rata-rata 30%," jelasnya.
Kata Andy, pemerintah ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengonsumsi listrik lebih baik lagi sepanjang harganya terjangkau. Adapun target konsumsi litsrik yang dipasang pemerintah tahun ini sebesar 1.129 kWh per kapita.