Banyak Stimulus di 2018, Mandiri Sekuritas Optimistis Ekonomi Melesat

5 Februari 2018 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paparan Market Outlook 2018 oleh Mandiri Sekurita (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan Market Outlook 2018 oleh Mandiri Sekurita (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 mencapai 5,07%. Meski angka tersebut di bawah target APBNP 2017 yang sebesar 5,2%, tapi masih lebih baik dibandingkan 2016 yang sebesar 5,02%.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018, Mandiri Sekuritas (Mansek) yakin akan semakin baik. Salah satunya adalah karena banyaknya faktor yang dapat menjadi stimulus ekonomi.
Chief of Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengatakan, stimulus tersebut sebagian besar akan mendorong peningkatan konsumsi. Sektor konsumsi ini, masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
"Salah satunya kontestasi politik. Di 2018 dari Pilkada serentak saja akan ada perputaran uang Rp 46 triliun. Itu bisa memberi kontribusi 0,2% ke pertumbuhan," katanya dalam paparan Market Outlook di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (5/2).
Leo menambahkan, ada 17 provinsi yang akan menggelar Pilkada serentak. Ke-17 provinsi tersebut, lanjutnya, meliputi 66% dari total PDB Indonesia.
Leo Putra, Chief of Economist Mandiri Sekuritas (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Leo Putra, Chief of Economist Mandiri Sekuritas (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
Apalagi menurut Leo, Pilkada dilaksanakan pada bulan Juni, yakni berdekatan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pada saat yang sama, di bulan Juni juga ada gelaran Piala Dunia, yang berpotensi meningkatkan belanja iklan dan konsumsi.
ADVERTISEMENT
"Usai perhelatan politik yakni Pilkada, di Agustus kita ada Asian Games. Juga mulai masuk ke event politik nasional yakni Pilpres dan Pileg yang digelar serentak," tambahnya.
Selain berbagai perhelatan di dalam negeri, yang menurut Leo signifikan sebagai penopang perekonomian nasional adalah ekspor. Salah satunya adalah ekspor komoditas.
Dia memaparkan, harga komoditas unggulan ekspor Indonesia menunjukkan tren membaik.
"Yang lebih penting, peningkatan ekspor ini bukan hanya dipengaruhi oleh perbaikan harga komoditas. Tapi demand-nya juga naik. Karena perbaikan ekonomi di AS dan Eropa," ucap dia.
Dia menambahkan, tren harga minyak juga naik dan membuat khawatir sejumlah kalangan terkait beban ke APBN. Pada sisi lain, kenaikan harga minyak ini selalu diikuti kenaikan harga komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti CPO, batu bara, karet, serta komoditas lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi seharusnya (dampaknya) positif ke perekonomian nasional," pungkas Leo.