Banyak Toko yang Tutup, Laba Debenhams Anjlok 44%

26 Oktober 2017 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debenhams (Foto: REUTERS/Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Debenhams (Foto: REUTERS/Toby Melville)
ADVERTISEMENT
Peritel toko swalayan Inggris, Debenhams (DEBL) mencatat, keuntungan perusahaan secara tahunan anjlok hingga 44% menjadi 59 juta poundsterling (GBP) atau sekitar Rp 1,056 triliun (kurs Rp 17.900), di tengah ketidakpastian bisnis ritel.
ADVERTISEMENT
Anjloknya laba perusahaan disebabkan adanya beban biaya sebesar 36,2 juta poundsterling atau sekitar Rp 647,980 miliar. Beban biaya ini akibat penutupan toko dan pusat distribusi di wilayah Northampton.
Sementara itu, penjualan ritel di toko konvensional stagnan, namun penjualan online justru melesat hingga 57%.
Chief Executive Sergio Bucher mengatakan, perusahaan itu justru "membuat kemajuan".
Bucher, yang baru setahun terakhir mengambil alih posisi Chief Executive tersebut mengungkapkan, "Kami membuat kemajuan yang baik dengan menerapkan strategi baru kami, Debenhams redesigned, dan didorong oleh hasil dari percobaan awal kami, serta jumlah mitra baru yang menarik, siapa yang mau bekerja sama dengan kita?" jelas dia dilansir BBC, Kamis (26/10).
Meski demikian, dia mengingatkan jika bisnis ritel memang menghadapi banyak tantangan.
ADVERTISEMENT
"Lingkungan tetap tidak pasti dan kami menghadapi persaingan ketat di pekan-pekan menjelang Natal," ucap dia.
Debenhams (Foto: REUTERS/Ki Price)
zoom-in-whitePerbesar
Debenhams (Foto: REUTERS/Ki Price)
Strategi Pasar
Penjualan produk kecantikan, aksesoris, makanan dan minuman membantu mengimbangi pasar pakaian yang lemah. Penjualan makanan adalah salah satu produk yang pertumbuhannya masih baik, meningkat sebesar 8%.
Konsep bisnis ini memiliki kafe atau restoran di kebanyakan toko, dan menjual berbagai makanan seperti mixer prosecco, cokelat dan chutneys.
Debenhams pada bulan April, akan menutup 11 gudang dan akan me-review 10 toko yang ada saat ini.