Bappebti Nilai Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal

27 November 2018 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar nasional perdagangan berjangka, Selasa (21/11). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar nasional perdagangan berjangka, Selasa (21/11). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Indrasari Wisnu Wardhana menyampaikan kekecewaannya terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Indonesia. Dia mengatakan, sejak diluncurkan pada 15 Desember 2000, PBK belum berjalan sesuai dengan harapan.
ADVERTISEMENT
Sebab, PBK dinilai belum bisa dijadikan sebagai sarana lindung nilai oleh pelaku usaha dan bursa berjangka luar negeri. Padahal, Indonesia merupakan negara penghasil utama beberapa komoditas dunia seperti Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, kakao, karet, hingga kopi.
"Saat ini sistem perdagangan alternatif masih mendominasi, yaitu sekitar 82 persen dari total transaksi di industri PBK. Sedangkan transaksi kontrak berjangka multilateral likuiditasnya sangat minim dan kualitas pasarnya belum ada," katanya saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (27/11).
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Indra menuturkan, likuiditas transaksi kontrak multilateral ini merupakan tolak ukur keberhasilan industri PBK karena terjadi pertemuan antara suplai dan demand yang sesungguhnya. Kontrak ini juga melibatkan banyak pihak yang tidak saling mendikte dan ujungnya menghasilkan harga yang dikenal sebagai price reference.
ADVERTISEMENT
"Price reference ini dijadikan acuan berbagai pihak, termasuk pemerintah," katanya.
Untuk itu, pihaknya berupaya untuk meningkatkan volume transaksi kontrak multilateral agar mencapai fungsi ideal bursa berjangka. Salah satunya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai industri PBK.
Karenanya, Bappepti mendukung Asosiasi Pedagang Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Indonesia Clearing House (ICH) menggelar Seminar Nasional Perdagangan Berjangka 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Lewat seminar ini, diharapkan masyarakat semakin memahami fungsi penting dari bursa berjangka Indonesia yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.