Bappenas: Industri Keuangan Syariah RI Mandek, Kalah dari Malaysia

25 Juli 2018 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Perkembangan industri keuangan syariah nasional saat ini memang masih jauh dari harapan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga kini total aset perbankan syariah baru mencapai 5 persen dari total nilai aset perbankan secara nasional.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat posisi Indonesia di negara-negara islam terpuruk. Peringkat Indonesia bahkan jauh di bawah Malaysia dari sisi nilai aset industri jasa keuangan syariah.
"Tapi kenapa dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia perkembangan keuangan syariah seolah-olah jalan di tempat? ada suatu periode di mana sulit sekali aset dari perbankan syariah melewati 5 persen dan jika dibandingkan aset perbankan islam Malaysia yang sudah 20 persen. Secara persentase (Indonesia) jauh di bawah," ungkap Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro saat membuka diskusi bertema Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Islam Dunia di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (25/7).
Pihaknya telah melakukan analisa terkait penyebab yang menghambat pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia. Pada tahun lalu, Bappenas bersama Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dan Komite Nasional Keungan Syariah (KNKS) mengadakan sebuah riset. Dari riset tersebut dihasilkan sebuah rekomendasi bahwa perbankan syariah maupun konvensional harus saling terafiliasi dengan sektor riil yang sudah berkembang. Sektor riil ini yang menyerap banyak sekali pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan.
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Jadi dengan kata lain salah satu penyebab keuangan syariah tidak seperti yang kita harapkan adalah karena sektor riil yang terafiliasi dengan syariah itu juga belum terafiliasi dengan baik di Indonesia," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Seharusnya menurut Bambang, sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa menjadi leader industri keuangan syariah di dunia. Namun faktanya sekarang tidak demkian.
"Yang kami harapkan adalah untuk kemudian memberikan pandangan dan mungkin komplain atau usulan bagaimana sektor riil syariah atau halal industri bisa berkembang lebih pesat di Indonesia. Dia tidak akan bisa survive kalau tidak ada yang membutuhkan pembiayaan dari pihak tersebut," jelasnya.
Sebagai catatan, total aset keuangan syariah Indonesia berdasarkan catatan OJK tahun lalu mencapai Rp 1.028 triliun. Besarnya aset tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan total aset keuangan syariah terbesar ke-9 di dunia.
Berikut daftar peringkat 10 besar negara dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia:
ADVERTISEMENT
1. Arab Saudi,
2. Iran,
3. Malaysia,
4. UAE,
5. Qatar,
6. Kuwait,
7. Bahrain,
8. Turki,
9. Indonesia,
10. Bangladesh.