Bappenas Prediksi Ekonomi RI Stagnan di Kisaran 5 Persen hingga 2024

24 Juli 2019 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan rencana pemindahan ibu kota dalam diskusi nasional di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan rencana pemindahan ibu kota dalam diskusi nasional di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar 5,7 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pertumbuhan ekonomi ditaksir paling tinggi mencapai 6 persen selama periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan ekonomi tak mungkin lagi mencapai 7 persen seperti tahun 1968-1979. Bahkan untuk mencapai 6,5 persen seperti periode 1980-1996 pun dirasa cukup sulit.
"Terus terang tidak akan pernah terulang lagi pertumbuhan di atas itu. Ini masih menjadi nostalgia, susah untuk kembali ke angka tersebut (7,5 persen)," ujar Bambang di Hotel Double Tree Cikini, Jakarta, Rabu (24/7).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 6,5-7,5 persen saat itu karena Indonesia bertumpu pada minyak dan gas serta komoditas. Sementara situasi saat ini, harga migas dan komoditas juga mengalami penurunan dibandingkan periode tersebut.
"Waktu 7,5 persen itu kita bertumpu pada migas, kita seperti negara minyak bisa tumbuh tinggi. Lalu saat 6,5 persen, ketika ekonomi kita bergantung pada sawit dan batu bara, maka pertumbuhan ekonomi kita turun lagi," jelasnya.
Pekerja mengawasi bongkar muat batu bara ke dalam truk. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Adapun saat ini pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,1-5,2 persen dinilai Bambang belum optimal. Ada hambatan serius yang membuat perekonomian hanya mentok di kisaran 5 persen.
ADVERTISEMENT
Bambang melanjutkan, salah satu yang membuat perekonomian domestik masih stagnan di kisaran 5 persen antara lain karena rendahnya penerimaan pajak, infrastruktur yang belum menyeluruh, serta kualitas SDM.
"Dari berbagai faktor kita gunakan diagnosis, yaitu regulasi dan institusi adalah kendala yang mengikat pertumbuhan Indonesia. Artinya kualitas yang belum baik membuat pertumbahan kita terlambat. Faktornya mulai dari fiscal capacity, rendahnya perpajakan, infrastruktur, dan regulasi serta SDM," tambahnya.