BEI Targetkan Pendapatan Rp 1,1 Triliun pada 2019

25 Oktober 2018 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers RUPLSB BEI di Gedung BEI, Jakarta. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers RUPLSB BEI di Gedung BEI, Jakarta. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) manergetkan total pendapatan pada 2019 sebesar Rp 1,1 triliun. Target ini naik 11,96 persen dibandingkan total pendapatan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2018-Revisi senilai Rp 1 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, proyeksi itu perkiraan adanya penambahan pada pos pendapatan usaha sebesar 11,25 persen. Menurutnya, proyeksi atas biaya usaha BEI untuk tahun 2019 sebesar Rp 936,6 miliar, sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp 201,27 miliar.
"Itu setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 64,65 miliar ya. Maka perkiraan perolehan laba bersih BEI itu di tahun depan sebesar Rp 136,62 miliar," kata Inarno usai konferensi pers RUPSLB di Gedung BEI, Kamis (25/10).
Inarno menjelaskan, dari target kenaikan pendapatan, terdiri atas pendapatan jasa transaksi efek ada kenaikan sebesar 7,75 persen dari Rp 704 miliar menjadi Rp 758 miliar. Selain itu, pendapatan jasa pencatatan awal naik 16,12 persen dari Rp 29,7 miliar menjadi Rp 34,50 miliar.
ADVERTISEMENT
“Jasa pencatatan tahunan ada kenaikan 17,66 persen dari Rp156 miliar jadi Rp 184 miliar. Dan yang cukup signifikan adalah pendapatan jasa informasi naiknya 48,65 persen dari Rp 37 miliar menjadi Rp 55 miliar,” katanya.
Selain itu,total aset BEI pada 2019 diproyeksikan mencapai Rp 2.773 miliar atau naik 4,74 persen dari RKAT 2018-Revisi Rp 2.647 miliar. Adapun saldo akhir kas dan setara kas, termasuk investasi jangka pendek di 2019 diproyeksikan mencapai Rp 809,18 miliar.
Pada RUPSLB siang ini, BEI juga menetapkan target rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) di tahun 2019 mencapai Rp 9 triliun. Nilai ini ditargetkan dari total jumlah hari bursa sebanyak 244 hari bursa.
Inarno mengatakan target nilai transaksi in didasarkan pada asumsi stabilitas ekonomi Indonesia di atas 5 persen. Selain itu, adanya proyeksi peningkatan jumlah partisipasi dan aktivitas transaksi investor di tahun depan sampai dengan meningkatnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam RUPSLB juga M. Noor Rachman sebagai Komisaris BEI. Posisi itu sebelumnya dijabat Inarno sebelum dipilih menjadi Direktur Utama BEI.
Pada saat ini, Noor Rachman tercatat menjabat sebagai komisaris utama PT Maybank Asset Management, komisaris utama PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI), dan komisaris utama emiten properti PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS).