Belajar dari Yordania, Seluruh Masjid Dipasangi Panel Surya

6 November 2018 9:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panel Surya PLTS di Arab Saudi (Foto: Reuters/Jean Paul-Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Panel Surya PLTS di Arab Saudi (Foto: Reuters/Jean Paul-Pelissier)
ADVERTISEMENT
Kesadaran tentang pemanfaatan energi terbarukan untuk menghasilkan sumber listrik yang bersih terasa di Yordania. Di sini, masjid-masjid telah menggunakan panel surya untuk penerangan dan aktivitas lain yang membutuhkan listrik.
ADVERTISEMENT
Dilansir World Economic Forum, kata auditor energi di ETA-max Energy and Environmental Solutions (konsultan EBT di Yordania) Yazan Ismail, gerakan pemanfaatan sinar matahari pada masjid-masjid di sana karena Yordania ingin menjadi kota energi terbarukan. Ibu kota mereka, Amman, ditargetkan menjadi daerah yang bebas emisi karbon pada 2050.
“Hampir semua masjid di Yordania sekarang memenuhi 100 persen dari kebutuhan energi mereka dengan energi terbarukan,” kata Yazan Ismail dikutip pada Selasa (6/11).
Kata Yazan, Amman adalah salah satu dari lebih dari 70 kota di seluruh dunia yang diproyeksikan menjadi 'karbon netral' alias bebas dari emisi karbon pada tahun 2050. Setiap negara yang ingin mewujudkannya, kata dia, tentu memiliki caranya sendiri seperti menggunakan panel surya semaksimal mungkin dan banyak menanam pohon.
ADVERTISEMENT
Untuk negara Timur Tengah seperti Yordania, sumber tenaga surya sangat berlimpah. Udara yang panas dan jarang hujan bisa menghasilkan banyak energi pada atap-atap masjid. Tercatat, suhu di Amman bisa
melonjak di atas 40 derajat Celsius di musim panas, bagus untuk mengurangi pemanasan global jika dimanfaatkan dalam panel surya.
Di Amman, lanjut Yazan, gerakan untuk membuat masjid-masjid di sana lebih hijau dimulai sejak 2014 lalu yang didukung penuh oleh Kementerian Agama Yordania. Bahkan, gerakan ini membuat banyak sumber listrik berlebih dan dijual ke perusahaan listrik nasional.
Gerakan pemanfaatan energi surya juga diserukan imam-imam masjid Ta'la Al-Ali. Di hadapan para jamaahnya, imam yang memberikan khutbah Jumat mengatakan mereka semua harus melindungi iklim. Keputusan untuk mengadopsi energi bersih merupakan bagian dari nilai-nilai agama yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
"Alasan utama untuk penggunaan energi matahari adalah tugas agama. Islam mendesak konservasi sumber daya alam, katanya, dan memperingatkan terhadap pemborosan," kata salah satu imam di sana, Ahmad Al Rawashdeh.
Tidak hanya mengurangi emisi karbon, diakui Ahmad, penggunaan energi matahari, dan bola lampu LED yang hemat energi, membantu masjid secara finansial sebab bisa menjual listrik ke grid nasional.
Menteri Lingkungan Hidup Nayef Hmeidi Al-Fayez dalam wawancaranya bersama Thomson Reuters Foundation mengatakan, menurut Bank Dunia sebenarnya pemanfaatan energi terbarukan di negaranya masih jauh batas yang dilakukan negara lain yang fokus mengurangi emisi karbon. Yordania disebut masih mengimpor hampir 96 persen energinya, sebagian besar bahan bakar fosil dari tetangganya di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, pada 2022 negaranya akan menghasilkan 20 persen listrik dari energi baru terbarukan (EBT). Ini adalah target yang dia pikir akan dipenuhi awal, sebagian sebagai panel surya akan dipasang di rumah-rumah kota, pusat bisnis, dan gedung-gedung pemerintah.
"Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kami hingga 40 persen pada 2030," kata Nayef.
Penduduk Yordania (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk Yordania (Foto: Pixabay)
Tak hanya masjid di Amman, sekolah-sekolah di kota lain di Jordania juga telah memanfaatkan EBT untuk menghasilkan listrik yang bersih yaitu sekolah internasional bernama Al-Hoffaz.
Asisten Manajer Umum Sekolah Al-Hoffaz, Khaled Al Salaymah mengatakan tempat mereka menjadi salah satu sekolah pertama yang menggunakan tenaga surya di Amman yang dimulai pada 2013. Lima tahun berlangsung, kini hampir 95 persen energi yang digunakan sekolah berasal dari sumber terbarukan.
ADVERTISEMENT
Di Al Hoffaz, sebut Khaled, anak-anak berseragam oranye dan hitam melantunkan meja-meja mereka saat mereka turun tangga dari akademi, satu dari sekitar 100 sekolah di Amman yang berusaha menurunkan emisi karbon.
"Berdasarkan komunitas kami dan tanggung jawab publik, kami ingin mengurangi emisi dan kontribusi karbon kami dengan segera. Selain itu, secara ekonomi, kami telah mengurangi biaya konsumsi energi kami juga," katanya.
Keseriusan Yordania dalam mewujudkan negara yang bersih terlihat dari investasi yang masuk. Awal tahun ini, Abu Dhabi Future Energy Company (Masdar) telah menggelontorkan USD 188 juta untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di Yordania untuk Perusahaan Listrik Negara setempat.
Proyek ini dijadwalkan akan berjalan pada paruh pertama tahun 2020, dan akan memasok listrik ke sekitar 110.000 rumah sementara memindahkan 360.000 ton karbon dioksida setiap tahun.
ADVERTISEMENT