news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Beli Beras Petani 1,8 Juta Ton, Bulog Siap Anggarkan Rp 15 Triliun

14 Januari 2019 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
ADVERTISEMENT
Perum Bulog menganggarkan sebanyak Rp 15 triliun untuk menyerap beras petani dalam negeri. Hingga Juli 2019, Bulog menargetkan mampu menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar, menjelaskan besaran anggaran Rp 15 triliun ini berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras seharga Rp 8.030 per kilogram (kg). Namun, kalau pun angka pembelian beras dalam negeri ini nanti bertambah, pihaknya tak ragu untuk menambahkan.
"Kami baru punya dana Rp 10 triliun, kalau serapan lebih yah bisa ditingkatkan ke Rp 15 triliun. Itu tidak masalah, Rp 20 triliun saja kami bisa. Kan skema pembelian Bulog yang baru bisa beli di tengah kondisi apapun," katanya saat ditemui di Pacific Century Place, Jakarta Selatan, Senin (14/1).
Pekerja memindahkan beras medium untuk kebutuhan operasi pasar awal tahun 2019 di gudang Perum Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memindahkan beras medium untuk kebutuhan operasi pasar awal tahun 2019 di gudang Perum Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
Bachtiar juga menyatakan pihaknya tidak akan mengimpor beras pada tahun ini. Hal ini dikarenakan stok di gudang beeras Bulog hingga akhir tahun mencapai 2,1 juta ton. Selain itu, Bulog juga sudah mengimpor sebanyak 1,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Kita stok kan masih ada 2,1 juta ton. Nanti kalau keluar banyak di tahun ini, kita serap petani 1,8 juta ton target, kalau nanti kita tidak andalkan impor, jadi bisa lebih," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Bulog akan melakukan penyerapan beras pada Januari hingga Maret 2019 sebanyak 1,45 juta ton. Hal ini dilakukan agar tidak terbeban biaya penyerapan di akhir tahun.