Beli Kendaraan Bisa Tanpa DP, Yakin Kuat Bayar Cicilannya?

11 Januari 2019 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Mengajukan kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan DP 0 persen kini bukan lagi sebatas mimpi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK nomor 35/POJK.05/2018, dimana membeli kendaraan dengan skema kredit bisa tanpa DP.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini tentu sangat bermanfaat bagi Anda dengan penghasilan pas-pasan. Meski begitu, pengelolaan keuangan sangat penting agar kredit tak macet yang menyebabkan kendaraan Anda kembali ditarik. Lantas, bagaimana caranya agar iuran kredit kendaraan berjalan lancar tapi tidak mengganggu keuangan Anda?
Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Indarto, mengatakan hal yang penting diperhatikan adalah urgensi dari kredit kendaraan itu sendiri. Artinya, kredit kendaraan meski tergllong barang konsumtif tapi setidaknya bisa berperan produktif dalam hal menunjang aktivitas sehari-hari.
“Butuh enggak kendaraannya dan standar keuangan maksimal 30 persen total utang bukan cuma motor ketika dia punya rumah yang mesti dicover 20 persen misalnya, maka jatah kredit kendaraan hanya boleh 10 persen,” katanya ketika dihubungi kumparan, Jumat (11/1).
ADVERTISEMENT
Ia juga mengingatkan karena kredit kendaraan termasuk barang konsumtif yang nilainya (value) kian turun seiring waktu, maka sebaiknya kreditur cermat memilih jangka waktu kredit yang tak terlalu panjang.
Mobil bekas di MGK (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas di MGK (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
“Enggak boleh terlalu lama karena makin lama jumlah bunganya makin besar nilanya makin turun, idealnya tidak lebih dari 3 tahunlah,” imbuhnya.
Sementara untuk pemilihan perusahaan pembiayaan, Eko menyarankan untuk memilih yang menawarkan sistem paling mudah, fleksibel serta aksebilitasnya mudah.
“Sebenarnya enggak pengaruh mau bank atau perusahaan pembiayaan manapun, tapi lebih pilih ke servis dekat, fleksibel, dan gampang sistemnya,” tegasnya.
Sedangkan, agar kredit kendaraan nantinya lebih produktif, ia mengatakan kreditur mesti seoptimal mungkin memanfaatkan nilai guna dari kendaraan itu. Bisa dengan menggunakannya untuk usaha produktif maupun menjadikan diri agar lebih meningkatkan performa kerja.
ADVERTISEMENT
“Misalnya saja mencari tambahan pendapatan dengan ikut atau menyewakan kendaraan untuk ojek online, bisa buka bisnis yang sekalian berangkat kantor dengan kendaraan itu, dan juga bisa karena kendaraan itu jadi berangkat pagi dan lebih semangat kerja,” pungkasnya.