KONTEN SPESIAL KERTAJATI, Suasana di Bandara Kertajati

Berharap Menghidupkan Kertajati dari Jemaah Calon Haji

20 April 2019 17:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, ada ratusan ribu jemaah haji Indonesia yang berziarah ke tanah suci. Di tahun 2019 ini misalnya, Kementerian Agama (Kemenag) mencatat, bakal ada 221 ribu jemaah haji yang berangkat. Di antaranya, 204 ribu jemaah reguler dan 17 ribu lainnya jemaah haji khusus atau plus.
ADVERTISEMENT
Adalah Jawa Barat, provinsi yang menjadi penyumbang jumlah jemaah haji terbesar di tanah air. Tahun ini, Jabar mendapat alokasi kuota terbanyak yaitu 38.852 kursi. Kuota itu terbagi untuk jemaah 38.567 orang dan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) 285 orang.
Sementara, setahun sebelumnya, kuota haji reguler Jabar tercatat 38.852 jemaah, mengungguli Jawa timur dengan 35.270 jemaah, dan Jawa Tengah sejumlah 30.479 jemaah.
Sesuai Keputusan Menag Nomor 124 tahun 2016 tentang Penetapan Embarkasi dan Debarkasi Haji, ditetapkan 12 bandara yang digunakan sebagai embarkasi dan debarkasi haji, sedangkan 5 bandara untuk embarkasi antara.
Suasana sepinya Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Uniknya, jemaah haji di Jabar yang puluhan ribu itu, seluruhnya masih berduyun-duyun diberangkatkan dari embarkasi haji di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, wacana pemindahan embarkasi haji warga Jabar dari Bandara Soetta ke Kertajati, tentu jadi peluang yang dinanti-nanti. Apalagi, di tengah kondisi Bandara Kertajati yang kini kian sepi. Bagaimana tidak, hanya ada dua penerbangan dalam sepekan dengan okupansi (keterisian penumpang) tak lebih dari 30 persen.
“Kita meng-create untuk umrah dan haji, kita mengurangi kepadatan Soetta,” ujar Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Agus Sugeng Widodo, saat ditemui kumparan di kantor BIJB di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (28/3).
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB, Agus Sugeng Widodo. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Menyoal haji, Agus menerangkan, memang masih memerlukan persiapan yang matang. Seperti, meningkatkan landasan pacu atau runway yang lebih memadai.
“Untuk memindahkan airlines atau penumpang umrah dan haji dari Soetta ke sini itu salah satunya kesiapan dari runway. Makanya kan runway kemarin 2.500 meter sekarang sudah 3.000 meter. Artinya kalau dengan 3.000 meter, pesawat berbadan lebar itu sudah bisa terbang dari sini,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun tentu tak sesederhana itu, Agus tak menampik masalah akses menuju Bandara Kertajati juga masih jadi soal. Maka, menjadi begitu penting untuk disiapkan.
Kondisi proyek Tol Cisumdawu. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Agus menyebut, saat ini pihaknya masih menunggu pengerjaan tol Cisumdawu yang sedang dikebut agar akses kian lancar. Tol sepanjang tak kurang dari 60 kilometer itu, nantinya bakal menghubungkan daerah Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau jalan tol Padaleunyi dengan jalan tol Palimanan-Kanci.
“Informasi yang kami (BIJB) terima dari pihak tol Cisumdawu, bulan September 2019 ini targetnya selesai, baru 3 seksi. Seksi 1 sampai seksi 3. Jadi dari Cileunyi sampai dengan Sumedang. Nah untuk Sumedang ke bandaranya ada 3 seksi lagi. Seksi 4 sampai 6 itu ditargetkan tahun 2020,” terang dia.
Kondisi proyek Tol Cisumdawu. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Meski begitu, keputusan untuk bandara embarkasi haji nyatanya tak bisa terlepas dari wewenang Kemenag. Hal itu didasarkan pada keputusan Menteri Agama tentang Penetapan Bandara Embarkasi Haji antara Tahun 1435H/2014M.
ADVERTISEMENT
Singkat kata, menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji artinya perlu restu dari Kemenag. Lantas, sejauh mana kesiapannya?
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Kendala Jadi Embarkasi Haji
Saat dikonfirmasi, Kepala Subdirektorat Transportasi dan Perlindungan Jemaah Haji Reguler Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Nurchalis mengatakan, sebetulnya upaya embarkasi haji dari Bandara Kertajati sudah dilakukan untuk keberangkatan tahun 2019 ini.
Namun urung dilakukan, sebab masih terganjal ongkos penerbangan yang dipatok maskapai terlampau mahal. Imbasnya, itu mengerek pula pada Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang turut membengkak ketika diberangkatkan dari Bandara Kertajati.
“Setelah proses ini berjalan, ternyata harga yang ditawarkan maskapai Garuda, Saudia Airlines, dan Citilink itu terlalu tinggi, harga untuk jemaah itu melebihi Surabaya, mendekati harga Banjarmasin,” ujar Nurchalis ketika berbincang dengan kumparan di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Selasa (9/3).
Akses dari Tol menuju Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Asal tahu saja, ada dua maskapai yang tahun ini dilibatkan dalam penerbangan haji oleh Kemenag, yaitu Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Sementara, Citilink gagal bergabung karena berkasnya belum lengkap.
ADVERTISEMENT
Menurut hitungan Nurchalis, embarkasi haji dari Bandara Kertajati masih terbilang tinggi dibandingkan harga dari Jakarta yang bersaing.
“Jakarta itu Rp 29,9 jutaan, Sedangkan Kertajati di sekitar Surabaya Rp 30 jutaan lebih dan Banjarmasin Rp 32 juta - 33 jutaan,” imbuh dia.
Sikap maskapai yang memasang tarif mahal untuk embarkasi haji lewat Bandara Kertajati itu, kata Nurchalis, dipengaruhi oleh beberapa hal. Utamanya, soal fasilitas penunjang yang masih minim seperti penginapan untuk kru pesawat.
“Fasilitas untuk kru pesawat kan belum ada. Apalagi Saudia Airlines itu kan ketat, krunya itu harus bintang lima kan ya, itu harus di Cirebon. Itu sekitar 1 jam-an,” ungkapnya.
Aktivitas pesawat di Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Tak hanya itu, ia juga menyebut tingginya harga maskapai juga dipengaruhi oleh pengisian bahan bakar pesawat yang masih harus transit jika embarkasi haji di Kertajati. Lalu, harga bahan bakar juga dikatakan masih terbilang mahal.
ADVERTISEMENT
“Sementara kita dituntut DPR untuk menurunkan harga BPIH, salah satu syarat komponennya kan tiket pesawat tuh, harga jadi naik, makanya tidak jadi (haji) tahun ini (di Bandara Kertajati),” sambungnya.
Andai jadi, pihaknya memprediksikan ada sebanyak 1.500 jemaah haji yang bakal berangkat tahun ini. Jumlah itu, berasal dari beberapa kabupaten yang terdekat dari Bandara Kertajati, yaitu Majalengka, Indramayu, dan Kabupaten Cirebon.
“Untuk Jawa Barat, per kabupaten di situ, sekitar 1.500 jemaah, dekat-dekat situ aja dulu. Tapi, itu tidak jadi (tahun ini) karena harganya terlalu mahal,” tegas dia.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Bandara Kertajati untuk mulai embarkasi haji di tahun 2019 boleh saja gagal, namun tidak dengan harapan ke depan. Banyak wacana beredar pada tahun 2020 nanti, embarkasi Bandara Kertajati akan dijalankan seiring dibangunnya asrama haji, tepatnya di Indramayu.
ADVERTISEMENT
Nurcholis mengamini hal itu. Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu kini tengah bersiap untuk membangun asrama haji sebagai penunjang embarkasi di Bandara Kertajati. Dengan begitu, jemaah haji di Jawa Barat nantinya bisa terfasilitasi dengan lebih baik.
“Karena persyaratan asrama haji itu minimal mampu menampung 2 kali. Per kloter (di Jabar) 410 orang. Berarti dia butuh sekitar 1.000 orang, karena ada panitia-panitianya kan,” kata Nurcholis.
Rencana pembangunan itu, disahkan setelah Pemkab Indramayu menyerahkan aset tanah hibah seluas 10 hektare kepada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag pada Kamis (4/4/2019) di Islamic Centre Indramayu.
Merespons itu, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Muhajirin Yanis pun menegaskan, pihaknya tak menjanjikan embarkasi haji di Bandara Kertajati bakal pasti terlaksana di 2020 nanti.
ADVERTISEMENT
“Belum tentu, saya tidak bisa jamin, kita persiapkan dulu lah. Jangan dibilang tahun depan, tapi tiba-tiba ada hal lain,” katanya dikonfirmasi kumparan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (9/3).
Akses dari Tol menuju Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Sebaliknya, ia lebih mau disebut sedang mengupayakan rampungnya persiapan embarkasi haji di Kertajati tahun depan. Alih-alih menjanjikan secara pasti.
“Pokoknya kita semangat semua untuk menjadikan Kertajati jadi embarkasi. Soal kapan, kita sekarang mempersiapkan itu. Tergantung kesiapan, Insyaallah,” imbuh dia.
Di penghujung, ia kembali menegaskan, Bandara Kertajati mungkin saja bisa mulai embarkasi haji di 2020, tapi utamanya soal akses dan infrastuktur pendukung mesti juga rampung.
“Tahun depan, sudah bisa kita lakukan ini ikhtiar kita. Bukan janji, tapi ikhtiar, kita mengupayakan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten