Berkah Bagi Indonesia, Bank Sentral AS Diprediksi Semakin Melunak

21 Februari 2019 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers bersama anggota Dewan Gubernur BI, Kamis (21/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers bersama anggota Dewan Gubernur BI, Kamis (21/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat atau the Fed akan semakin melunak pada tahun ini. Kenaikan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) tak akan agresif seperti tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal tersebut sejalan dengan sejumlah risiko perlambatan ekonomi global. Sehingga FFR diperkirakan hanya akan meningkat satu kali sepanjang 2019.
"Fed di 2019 kemungkinan kenaikkannya yang semula tiga kali, kami perkirakan turun dua kali. Bacaan kami Fed tahun ini hanya akan menaikkan satu kali saja," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/2).
Menurut Perry, meskipun kebijakan moneter berupa suku bunga acuan AS lebih longgar, The Fed akan melakukan penyesuaian terhadap neracanya (balance sheet). Menurut dia, pengurangan balance sheet The Fed akan lebih cepat dibandingkan kenaikan FFR.
"Fed lebih menggunakan adjustment di balance sheet dalam konteks normalisasi kebijakan. Pengetatan lebih rendah untuk suku bunga dan cenderung lebih cepat ke neraca bank sentral atau neraca reduction," jelasnya.
Gedung The Fed di kota Washington DC. Foto: Wikimedia Commons
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menilai keputusan the Fed yang lebih bersabar menaikkan FFR akan berdampak pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Aliran modal asing akan bisa terus meningkat ke Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Kita perhatikan the Fed, kalimat dovish dari the Fed itu membuat emerging market menarik kembali sehingga capital inflow emerging market masuk," katanya.
Dengan aliran modal asing yang semakin deras ke Tanah Air, hal ini dapat menguatkan stabilitas rupiah. BI memperkirakan ke depan rupiah akan semakin stabil cenderung menguat.
"Ke depan, BI memandang nilai tukar rupiah akan bergerak stabil sesuai mekanisme pasar," ujarnya.