Berkah Faktor Global, Rupiah Berhasil ke Level Rp 13.990 per Dolar AS

7 Januari 2019 12:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung pecahan uang dolar AS (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung pecahan uang dolar AS (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah akhirnya kembali menyentuh level Rp 13.000 per dolar AS. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah tersebut tak terlepas dari faktor global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters hari ini pukul 11:52 WIB, kurs rupiah mencapai Rp 13.990 per dolar AS, menguat dibandingkan pembukaan perdagangan pagi tadi di level Rp 14.265 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, mengatakan penguatan rupiah ini terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang optimistis akibat negosiasi perdagagan AS-China yang mulai menunjukkan perbaikan.
Selain itu, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mulai melunak terkait kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat juga mempengaruhi penguatan rupiah.
"Berbagai perkembangan data ekonomi tersebut mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar secara broadbase, penguatan indeks saham global, dan kenaikan yield US Treasury," ujar Nanang kepada kumparan, Senin (7/1).
Namun demikian, Nanang menegaskan bank sentral akan tetap mengawal penguatan rupiah, termasuk dalam membuka transaksi domestik non delivery forward (DNDF).
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
Meningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshore NDF terkendali, juga sebagai dukungan bagi berkembangnya pasar DNDF lebih likuid dan efisien.
ADVERTISEMENT
"Sudah 13 bank aktif di pasar interbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah transaksi. Selain dalam dolar AS, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada dalam YEN/IDR dan Euro/IDR," jelasnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah, menuturkan membaiknya indikator ekonomi Indonesia di tengah lesunya ekonomi negara lain memunculkan sentimen positif bagi investor asing dan mendorong mengalirnya modal ke pasar keuangan domestik.
"Terlihat di besarnya minat pembeli SUN global yang ditawarkan oleh pemerintah untuk pembiayaan APBN 2019 serta lonjakan IHSG pada minggu pertama tahun 2019," kata Piter.
Menurut dia, posisi kurs di level Rp 13.000 tersebut bisa terus berlanjut. Namun Piter bilang, BI harus bisa memanfaatkan momentum ini untuk membawa rupiah kembali ke level fundamentalnya.
ADVERTISEMENT
"Peluang untuk itu (kembali menguat) saya kira cukup besar. Selama tidak ada perubahan di global, BI akan bisa memanfaatkan momentum secara perlahan membawa rupiah mendekati level fundamentalnya kembali ke kisaran Rp 13.000-an per dolar AS," ujarnya.