Bernasib Sama dengan Tekstil, Industri Kaca Diserang Barang Impor

7 Oktober 2019 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kaca Film Foto: Dok. Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kaca Film Foto: Dok. Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan (AKLP) mengakui saat ini industri kaca dalam negeri dalam kondisi tertekan. Ketua AKLP, Yustinus H. Gunawan menjelaskan salah satu yang paling membuat industri kaca dalam negeri tertekan yaitu akibat banjir impor barang dari China. Fenomena yang hampir sama dengan tekstil.
ADVERTISEMENT
"Banjir impor dari China mulai sejak sekitar 6 tahun yang lalu, namun impor 3 tahun terakhir (semakin besar) dari Malaysia, notabene adalah investasi China di Malaysia," katanya kepada kumparan, Senin (7/10).
Yustinus bilang pada tahun lalu industri kaca dalam negeri dibanjiri impor kaca dari China sebesar 125 ribu ton. Jumlah tersebut sekitar 23 persen dari total produksi tahun 2018.
"Jumlahnya mencapai 125 ribu ton atau sekitar 23 persen pada tahun 2018, terhadap total produksi nasional untuk pasokan dalam negeri," lanjutnya.
Seorang petugas petugas membersihkan kaca Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Yustinus menuturkan tekanan lain berasal dari dalam negeri yaitu rencana PGN menaikkan harga gas pada 1 November 2019. Gas merupakan salah satu komponen bahan baku yang sangat berpengaruh pada produksi kaca.
ADVERTISEMENT
Padahal, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi sebesar USD 6 per MMBTU. Sementara saat ini harga gas bumi di atas USD 6 per MMBTU.
"Kondisi industri kaca nasional masih berdaya saing rendah karena harga gas bumi yang tetap tinggi. Apalagi aksi korporasi PGN yang nekat mau menaikkan harga jual (gas) per 1 November 2019," jelasnya.