news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BI Akan Pertahankan Kebijakan Moneter Ketat di Tahun Depan

13 September 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ketat atau hawkish pada tahun depan, meskipun tekanan dan dinamika global diperkirakan akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengindikasikan bank sentral akan kembali menaikkan suku bunganya pada tahun depan dan sangat kecil peluang penurunan suku bunga acuan. Sejak awal tahun hingga saat ini, suku bunga acuan BI telah meningkat 125 basis poin ke level 5,5 persen.
“Tingkat suku bunga, karena bank sentral AS juga masih akan naikkan 0,75 persen, bisa 1 persen, bisa 1,25 persen, dan negara-negara akan naikkan suku bunga juga, kami ahead of the curve. Policy kami masih akan terus hawkish,” ujar Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara di kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (13/9).
Dia mengatakan, BI sendiri memperkirakan suku bunga The Fed masih akan naik hingga 3,25 persen di tahun depan. Adapun saat ini, Fed Fund Rate sebesar 2,5 persen.
ADVERTISEMENT
“Walaupun di pasar keuangan ada beberapa proyeksi, ada yang sampai 2,75 persen, ada yang 3,0 persen, ada 3,25 persen, ada 3,5 persen, tetapi kami memakai 3,25 persen. Tentu kenaikan FFR ini direspons negara-negara tetangga termasuk BI sehingga kami harus naikkan suku bunga,” katanya.
Meski demikian, Mirza mengatakan gejolak di pasar keuangan di tahun depan akan lebih tenang dibandingkan tahun ini. Sebab, bila menggunakan ekspektasi suku bunga The Fed oleh BI yang sampai 3,25 persen, kenaikan dari 2,5 persen ke 3,25 persen mengartikan kenaikan yang lebih terkontrol.
“2,5 persen ke 3,25 persen lebih controllable, ketimbang dulu yang sekitar nol persen jadi 2,5 persen. Sehingga asumsi nilai tukar rupiah di tahun depan 14.300 sampai 14.700 per dolar AS,” kata Mirza.
ADVERTISEMENT