BI Beri Sinyal Masih Tahan Bunga Acuan di Juni 2019

17 Juni 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Maret di Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Maret di Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) memberi sinyal masih akan menahan suku bunga acuan pada level 6 persen di bulan ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, ada beberapa faktor global maupun domestik yang mendukung hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hingga saat ini kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Sementara di domestik, Perry masih mencermati kinerja neraca pembayaran Indonesia, utamanya di defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Terkait kebijakan suku bunga, memang kami masih melihat bagaimana kondisi pasar keuangan global yang sekarang masih tidak pasti. Dan juga melihat kinerja neraca pembayaran," ungkap Perry di Komisi XI, Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6).
Perry tidak menampik bahwa BI mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga. Hal ini dilihat dari inflasi yang rendah. Meski demikian, menurutnya jika hal tersebut dilakukan dalam waktu dekat akan memberikan risiko pembiayaan.
Apalagi secara musiman, kondisi CAD di kuartal II akan lebih lebar dibandingkan kuartal lainnya. Hal ini karena adanya pembayaran utang, repatriasi, dividen dan pembayaran bunga yang dilakukan oleh korporasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mempertimbangkan inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang perlu didorong, memang kami sudah tahu bahwa ada ruang untuk menurunkan itu. Cuma masalahnya kita perlu melihat bagaimana kondisi pasar keuangan global dan neraca pembayaran," jelasnya.
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Perry pun berharap nantinya pada semester II tahun ini ketidakpastian global akan mereda dan CAD mulai membaik. Sehingga modal asing pun akan masuk sehingga dapat mendorong stabilitas ekonomi Indonesia.
Dia juga menegaskan, kebijakan yang diambil bank sentral untuk menahan bunga acuan hingga saat ini bukan berarti tidak pro pertumbuhan. Menurut Perry, BI masih memiliki instrumen lainnya untuk mendukung perekonomian.
"Yang kedua ini untuk nanti bisa mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih aktif," kata dia.
ADVERTISEMENT
Perry juga mengatakan, dengan suku bunga acuan BI, kini bunga kredit turun sekitar 24 basis poin menjadi 10,84 persen. Selain itu bunga deposito naik 106 bps menjadi 6,86 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan suku bunga acuan BI.
“Sejak tahun lalu sampai sekarang suku bunga kredit tidak naik tapi malah turun sekitar 24 basis poin menjadi sekarang itu 10,84 persen. Juga suku bunga deposito naiknya tidak terlalu besar 160 poin menjadi 6,86 persen dari kenaikan suku bunga BI yang kami lakukan sekitar 1,75 persen,” tandasnya.