BI Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Hingga 2019

5 April 2018 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan sektor industri manufaktur Indonesia pada Maret 2018 mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Indeks manufaktur yang ditunjukkan dalam Purchasing Managers Index (PMI) pada Maret 2018 berada di level 50,7 atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,4.
ADVERTISEMENT
Purchasing Managers' Index atau PMI adalah indikator ekonomi yang dibuat dengan melakukan survei terhadap sejumlah Purchasing Manager di berbagai sektor bisnis. Angka indeks PMI tinggi menunjukkan optimisme pelaku sektor bisnis tersebut terhadap prospek perekonomian ke depan.
Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, pihaknya terus menjaga perekonomian domestik tetap stabil untuk mendorong optimisme pelaku usaha. Di antaranya menjaga laju inflasi dan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate di level 4,25%.
"Menghandle inflasi yang stabil sampai tahun ke depan, itu memberikan room kami, katakanlah tidak usah naikkan suku bunga, karena inlfasi masih stabil," ujar Sugeng di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (5/4).
Namun demikian, bank sentral tetap akan melakukan kebijakan lainnya, seperti kebijakan makroprudensial. Sehingga nantinya perbankan bisa lebih longgar dalam mengatur likuiditas.
ADVERTISEMENT
"BI jadinya bisa explore policy lainnya, misalnya policy dalam perbankan supaya bisa mengolah likuiditas, sehingga bisa memberikan landing yang lebih tinggi," katanya.
Menurut dia, dengan likuiditas perbankan yang meningkat, maka pertumbuhan kredit juga dapat meningkat. Mengingat pertumbuhan kredit saat ini masih rendah, yakni 7,4% (yoy) per Januari 2018. Sementara bank sentral menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12% (yoy).
"Mengolah likuiditas bisa memberikan landing yang lebih tinggi, apalagi pertumbuhan kredit masih 10%," ujarnya.