BI: Dana Asing Masuk RI di Semester II Tak Sederas Awal Tahun

6 September 2019 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Destry Damayanti. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Destry Damayanti. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memprediksikan aliran dana asing dalam bentuk yang akan masuk RI hingga akhir tahun ini, tak akan sederas semester I 2019.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan cadangan devisi (cadev) Indonesia yang tidak terlalu tinggi.
Data BI mencatatkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2019 mencapai USD 126,4 miliar. Angka ini naik USD 500 juta dibandingkan periode Juli 2019 senilai USD 124,9 miliar.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, hal itu disebabkan oleh tantangan global yang masih akan berlanjut.
"Kalau melihat prospek ke depan dengan kondisi global seperti sekarang, inflow kita masih bisa expect. Tapi memang mungkin tidak akan sederas 6 bulan pertama," ujar Destry ketika ditemui di Museum BI, Jakarta, Jumat (6/9).
Ia melanjutkan, melambatnya arus dana asing ke tanah air itu juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, utamanya kebijakan suku bunga The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan sentimen perang dagang AS-China.
ADVERTISEMENT
"Ada pengaruh ekonomi AS sudah adjust kita enggak tahu ke depan akan turun atau tidak," imbuhnya.
Masuknya arus modal ke Indonesia, menurut Destry, juga masih dibayangi oleh pernyataan-pernyataan Presiden Donald Trump. Beberapa kali Trump mengguncang pasar global karena pernyataannya di Twitter, seperti penambahan 5 persen tarif bea masuk pada barang impor asal China yang berlaku sejak 1 September 2019.
"Agustus kan market memang agak tertekan karena masalah Trump. Di bond, kita lihat kan juga flow-nya agak terganggu," ujar Destry.
Selain itu, masuknya China ke dalam global index, menurutnya juga bisa menjadi ganjalan bagi investasi yang masuk ke RI. Investor cenderung memilih China sebagai lokasi investasi.
"Masuknya China ke dalam global index yang sehingga China juga menjadi salah satu sasaran investasi portofolio bagi beberapa investor besar," papar dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pihaknya memastikan tetap menjaga cadangan devisa agar tetap berada pada posisi aman.
"Artinya tetep lah kita akan berusaha untuk menjaga cadev kita," pungkasnya.
Perry Warjiyo (kiri) dan Destry Damayanti. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Berdasarkan keterangan BI, posisi cadangan devisa selama Agustus 2019 setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Untuk lebih jelasnya, berikut posisi cadangan devisa sejak awal 2019:
Januari: USD 120,1 miliar
Februari: USD 123,3 miliar
Maret: USD 124,5 miliar
April: USD 124,3 miliar
Mei: USD 120,3 miliar
ADVERTISEMENT
Juni: USD 123,8 miliar
Juli: USD 125,9 miliar
Agustus: USD 126,4 miliar