BI Diprediksi Masih Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen Bulan Ini

16 Mei 2019 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bank Indonesia. Foto: REUTERS / Iqro Rinaldi
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bank Indonesia. Foto: REUTERS / Iqro Rinaldi
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilakukan sejak 15-16 Mei 2019. Sejumlah ekonom pun telah memberikan proyeksinya terhadap suku bunga acuan BI atau BI 7 Day Repo Rate.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto memproyeksi suku bunga acuan BI akan kembali ditahan di level 6 persen. Hal ini lantaran faktor eksternal berupa suku bunga acuan bank sentral AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang juga diproyeksi akan tetap 2,25-2,5 persen bahkan bisa turun 25 basis poin di tahun ini.
"Saya kira RDG BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 DRR di level 6 persen dengan beberapa pertimbangan dari faktor eksternal dan internal," ujar Ryan kepada kumparan, Kamis (16/5).
Dari faktor internal, BI dan pemerintah dinilai memiliki stance atau pandangan yang sama, yakni stability over growth (memprioritaskan stabilitas sambil menjaga momentum pertumbuhan). Sehingga pilihan rasional dan strategis adalah suku bunga acuan tetap 6 persen.
ADVERTISEMENT
"Level bunga acuan yang 6 persen saat ini sesungguhnya sudah priced in atau factor in, di mana level 6 persen ini sudah mempertimbangkan peluang FFR bertahan di level sekarang ini atau turun 25 bps hingga akhir 2019 ini," katanya.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menggelar rapat Dewan Gubernur BI April 2019 di Gedung BI, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu juga menilai saat ini BI masih perlu untuk menahan suku bunga acuan.
Menurutnya, ketegangan perdagangan AS dan China akan terus berlanjut. Hal ini memicu sentimen negatif terhadap rupiah dan menyebabkan peralihan dana ke pasar obligasi.
"Sekali lagi, kredibilitas BI dalam menstabilkan nilai tukar akan diuji. Namun, untuk saat ini, BI harus menggunakan cadangan devisa dan membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah," kata Febrio.
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Bank DBS Indonesia Masyita Crystallin pun berpandangan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun inflasi tergolong rendah. Hal ini lantaran rupiah yang masih di bawah tekanan akibat perang dagang AS-China yang meningkat.
"Meskipun inflasi rendah, BI kemungkinan masih menahan diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan minggu ini. Karena pertumbuhan PDB tetap kuat dibandingkan dengan perlambatan yang lebih dalam yang diamati di seluruh Asia, sementara rupiah dapat tetap di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan AS-China," tambahnya.
Adapun saat ini suku bunga acuan BI berada di level 6 persen. Level ini telah dipertahankan bank sentral sejak November 2018.