BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga di Level 6 Persen

17 Januari 2019 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate di level 6 persen. Adapun keputusan tersebut akan diumumkan dalam hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang ini.
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Pank Permata Tbk, Josua Pardede, memprediksi bank sentral mempertahankan suku bunga acuan karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan laju inflasi yang stabil dalam beberapa waktu terakhir.
"BI akan mempertahankan pada level 6 persen, ini mempertimbangkan stabilnya nilai tukar rupiah dalam satu bulan terakhir," kata Josua kepada kumparan, Kamis (18/1).
Dia menjelaskan, ekspektasi inflasi pada tahun ini cenderung terkendali meskipun meningkat di awal tahun. Hal ini seiring curah hujan yang tinggi yang mendorong kenaikan harga pangan namun diperkirakan akan kembali normal jelang panen raya sekitar Maret-April 2019.
Tekanan pada rupiah dalam jangka pendek ini pun diperkirakan mereda sejalan dengan optimisme dari proses negosiasi perdagangan antara pemerintah AS dan Tiongkok, serta arah kenaikan suku bunga AS tahun ini yang diperkirakan tidak lebih agresif dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Josua, nilai tukar rupiah juga cenderung stabil merespons ekspektasi bahwa bank sentral AS cenderung lebih dovish terhadap arah suku bunga AS (FFR) pada tahun ini.
Selain itu, mempertimbangkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat sehingga mendorong masuknya kembali investasi asing di pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia.
"Rupiah terapresiasi sekitar 1,8 persen ytd (year to date) ke level Rp 14.135 per dolar AS ditopang oleh masuknya modal asing di pasar saham sebesar USD 558,5 juta dan kepemilikan investor asing pada SUN meningkat sekitar USD 407,9 juta sepanjang awal tahun 2019 ini," katanya.
Sementara itu Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu menuturkan, kondisi fundamental domestik cukup stabil. Adanya penurunan risiko eksternal juga membuat BI perlu mempertahankan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut karena defisit anggaran lebih baik dibandingkan perkiraan. Meskipun terjadi pelebaran defisit transaksi berjalan tahun 2018, secara positif telah mempengaruhi sentimen pasar dan membantu rupiah terapresiasi ke tingkat Rp 14.000 per dolar AS.
"Bank Indonesia perlu menjaga suku bunga acuan bulan ini," tambahnya.