BI: Fundamental Kuat, Rupiah Masih Berpeluang Menguat

8 Mei 2018 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menilai peluang penguatan nilai tukar rupiah masih terbuka, dalam beberapa waktu ke depan. Salah satu alasannya, karena indikator fundamental ekonomi domestik yang masih terjaga.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tekanan dalam dua hari terakhir menurut bank sentral, lebih didominasi faktor eksternal karena dinamika ekonomi Amerika Serikat (AS).
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, investor juga melihat indikator fundamental domestik seperti inflasi yang terus mendekati sasaran bawah bank sentral dalam rentang 2,5%-4,5%, defisit APBN yang terjaga, dan pergerakan defisit transaksi berjalan yang masih dalam rentang sehat di bawah 3% PDB.
"Penguatan rupiah tetap terbuka dari sisi kondisi domestik yang terjaga," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/5).
Dody seperti dikutip dari Antara, juga mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 yang sebesar 5,06% (yoy) masih positif dan sejalan dengan sasaran BI untuk laju pertumbuhan 5,1%-5,5% di 2018. Namun jika merujuk pernyataan BI sebelumnya, angka pertumbuhan itu di bawah ekspetasi BI yang melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 bisa mencapai 5,1% (yoy).
Deputi Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Asesmen (kajian atau penelitian) BI terhadap PDB tetap positif dan akan mencapai proyeksi 5,1%-5,5% di akhir 2018," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rupiah pada Senin (7/5) melemah hingga melewati batas psikologis Rp14.000 per dolar AS, untuk pertama kalinya sejak Desember 2015. Di pasar spot, rupiah diperdagangkan hingga Rp14.003 per dolar AS.
Pada Selasa, rupiah masih terdepresiasi. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI menunjukkan, nilai tukar rupiah melemah ke Rp14.036 per dolar AS.
Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, fundamental ekonomi tetap harus diperkuat untuk menjaga kepercayaan investor. Pemerintah harus menjaga stabilitas harga BBM, listrik dan pangan untuk tetap mampu mengendalikan inflasi, terutama menjelang tren konsumsi tinggi di bulan Ramadhan.
Ilustrasi Money Changer (Foto: www.morguefile.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Money Changer (Foto: www.morguefile.com)
BI juga, kata Bhima, tidak perlu ragu untuk menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo sebesar 25-50 basis poin, jika tekanan terhadap rupiah terus deras.
ADVERTISEMENT
"Cadangan devisa akan terus tergerus untuk stabilisasi nilai tukar. BI tidak bisa andalkan hanya cadangan devisa sebagai satu-satunya instrumen menstabilisasi nilai tukar," ujarnya.