BI: Indonesia Belum Akan Resesi
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi global yang bergejolak, ancaman resesi menyerang ke sejumlah negara maju seperti Eropa. Lalu bagaimana nasib Indonesia?
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan saat ini Indonesia belum akan mengalami resesi. Ia menjelaskan, resesi bisa terjadi ketika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif di dua kuartal beruntun dalam tahun yang sama.
"Kalau (Indonesia) tumbuh 5,3 persen itu belum termasuk dalam definisi resesi. Jelas ya?" tegas Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kompleks BI Jakarta, Kamis (19/9).
Perry tak menampik, kondisi Indonesia saat ini memang dalam kondisi yang tak mudah. Pasalnya, ketegangan hubungan dagang AS dan Tiongkok yang berlanjut dan diikuti risiko geopolitik terus menekan perekonomian dunia dan membuat ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia turut terpengaruh kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan tersebut," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, ekspor Indonesia pun diperkirakan belum membaik seiring permintaan global dan harga komoditas yang menurun, meskipun beberapa produk ekspor manufaktur seperti kendaraan bermotor tetap tumbuh positif.
Kondisi ini, kata dia, berdampak pada belum kuatnya pertumbuhan investasi di RI, khususnya investasi non bangunan, sementara pertumbuhan investasi bangunan cukup baik didorong oleh pembangunan proyek strategis nasional.
"Konsumsi swasta tumbuh terbatas, meskipun konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh penyaluran bantuan sosial pemerintah," papar dia.
Meski begitu, pihak pemerintah memperkirakan masih dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"(Diupayakan) Berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4 persen pada 2019 dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5 persen pada tahun 2020," pungkasnya.
ADVERTISEMENT