BI: Inflasi Inti di Juli Tinggi Karena Biaya Sekolah dan Bayar Sewa
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, inflasi inti yang tinggi tersebut bukanlah dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Adapun inflasi inti merupakan bagian inflasi tetap di luar harga pangan yang bergejolak dan harga barang atau jasa yang diatur pemerintah.
Menurutnya, inflasi inti tersebut lebih disebabkan oleh kenaikan biaya sekolah, mengingat di Juli merupakan bulan tahun ajaran baru. Hal itu pun menurutnya terjadi secara musiman.
"Jadi karena faktor musiman yang terkait dengan biaya sekolah, biaya sewa, yang biasanya memang pada bulan Juli itu pada saat pembayaran," ujar Perry di komplek BI, Jakarta, Jumat (3/8).
Selama Juli 2018, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat mencapai Rp 14.520. "Jadi inflasi masih terkendali, memang kalau dilihat inflasi inti lebih tinggi 0,41 persen, tapi itu bukan karena pelemahan rupiah," katanya.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto sebelumnya mengatakan, komponen inflasi inti sebesar 2,87 persen (yoy) tercatat merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini. Menurutnya, hal tersebut bisa menandakan daya beli masyarakat yang mulai meningkat.
"Kalau dilihat, inflasi inti ini tertinggi sepanjang tahun. Inflasi inti naik kan sebuah pertanda daya beli. Kalau dulu inflasi inti rendah kalian tanya apakah daya beli rendah? Sekarang tinggi, pertana daya beli membaik," tambahnya.