BI: Inflasi Mei Lebih Tinggi dari Target karena Libur Lebaran

10 Juni 2019 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan konferensi pers di Kantor BI, Jakarta, Selasa (28/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan konferensi pers di Kantor BI, Jakarta, Selasa (28/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,32 persen secara tahunan atau year on year (yoy). ‎Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang terjadi inflasi 0,44 persen (mtm) maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 0,21 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui, inflasi sepanjang bulan lalu memang lebih tinggi dari perkiraan. Menurutnya, itu terjadi karena ada permintaan komoditas yang musiman selama Ramadhan dan Lebaran 2019.
"Biasa kalau di Ramadhan memang sedikit lebih tinggi dari yang kita perkirakan. Tapi ingat sebelum Ramadhan pemantauan harga kami sampai minggu keempat, itu kan 0,47 persen month to month-nya. Ternyata ada beberapa komoditas seasonal memang lebih tinggi dari perkiraan," kata Perry dalam acara Halalbihalal BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kompleks Gedung BI, Jakarta, Senin (10/6).
Suasana konferensi pers BPS soal inflasi bulan Mei 2019 Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Meski begitu, Perry yakin ke depan inflasi akan rendah lagi dan terkendali. Dia bahkan memprediksi hingga akhir tahun inflasi bisa mendekati level 3,1 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini, kata dia, didorong oleh beberapa faktor. Pertama, ekspektasi inflasi terjaga secara baik selama ini sejak awal tahun. Kedua, pasokan dari barang dan jasa mencukupi. Ketiga, koordinasi erat antara BI dengan pemerintah, baik respons BI dan koordinasi lembaga lainnya.
"Jadi, Insyaallah inflasi akan rendah terkendali, perkiraan kami akan mendekat 3,2 persen atau 3,1 persen bahkan di akhir tahun," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diamati, 81 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,91 persen dan deflasi terjadi di Merauke sebesar 0,49 persen.
Menurutnya, kenaikan inflasi pada Me‎i 2019 ini terbilang wajar karena terdapat momen Ramadhan, di mana setiap tahun hal serupa terjadi.
ADVERTISEMENT
"Deflasi ini terjadi karena ada penurunan harga berbagai komoditas," jelasnya.