BI: Investor Asing dan Perbankan Banyak Lepas Valas, Rupiah Melambung

31 Januari 2019 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS siang ini kembali menguat. Kurs rupiah bahkan menyentuh level tertingginya di Rp 13.945 per dolar AS, pertama kalinya di awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perdagangan Reuters, Kamis (31/1), hingga pukul 14.53 WIB, rupiah berada di level Rp 13.970 per dolar AS, menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi di level Rp 14.125 per dolar AS.
Dolar AS Lengser ke Rp 13.950. 
 (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dolar AS Lengser ke Rp 13.950. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, penguatan rupiah kali ini disebabkan investor asing dan perbankan yang ramai melepas valasnya ke pasar keuangan domestik. Hal ini menyebabkan suplai valas di Tanah Air meningkat.
"Rupiah menguat tajam ditopang pelepasan valas oleh investor asing dan perbankan," ujar Nanang kepada kumparan, Kamis (31/1).
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Adapun pelepasan valas asing tersebut akibat pernyataan Bank Sentral AS, The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 2,25-2,5 persen di bulan ini. Tak hanya itu, sikap The Fed yang melunak alias dovish terkait kenaikan Fed Fund Rate (FFR) juga turut menguatkan mata uang Garuda.
ADVERTISEMENT
"Statement The Fed yang dovish, di mana The Fed akan bersabar dalam membuat keputusan perubahan FFR ke depan dan mengindikasikan kemungkinan memperlambat proses normalisasi neraca Fed membuat rupiah menguat tajam," jelasnya.
Nanang mencatat, sejak pembukaan perdagangan pasar pagi ini hingga pukul 14.00 WIB, dana asing yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 3 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan kondusifnya ekonomi global.
"Bank Indonesia tetap akan membiarkan rupiah berlanjut menguat di bawah Rp 14.000 karena rupiah masih undervalued, sekaligus untuk memperkuat confidence terhadap Indonesia," tambahnya.