BI Perketat Moneter, Sri Mulyani Fokus Belanja dan Insentif Usaha

31 Mei 2018 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah mendukung kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate untuk stabilisasi perekonomian.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah mendukung kebijakan yang diambil BI dalam penentuan suku bunga acuan 7DRR yang dapat menjaga stabilitas sistem keuangan serta stabilisasi nilai tukar, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/5).
Menurut Sri Mulyani, pemerintah saat ini mengedepankan stabilitas di atas pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini menjadi 5,17% hingga 5,4%, turun dari sebelumnya 5,2%-5,4%.
Adapun beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk mendorong perekonomian yakni mempercepat implementasi proyek-proyek infrastruktur.
“Ini diharapkan mengurangi biaya logistik yang juga bermanfaat dalam proses perbaikan defisit transaksi berjalan. Kondisi ini akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga berkontribusi terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar rupiah, serta mencegah potensi risiko capital outflow,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan merespons dengan rancangan insentif yang mendorong ekspor dan industri padat karya. Hal ini juga membantu penurunan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
“Dalam jangka menengah, kalau bisa kami mengurangi ketergantungan terhadap impor, jadi insentif itu diberikan supaya investasi masuk.Memang ini akan jangka menengah tapi harus kami mulai dari sekarang,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, Suahasil menyatakan bahwa sisi permintaan perlu didukung, yakni dengan belanja yang tepat waktu dan tepat sasaran. Selain soal permintaan, menurut dia, belanja yang sesuai target juga berperan untuk mempengaruhi likuiditas dan confidence masyarakat.
“Menjalankan itu jadi target paling jangka pendek dari pemerintah. Kami harap belanja bukan hanya berikan stimulus, tapi paling penting adalah berikan confidence bahwa APBN aman,” ujarnya.
ADVERTISEMENT