BI Klaim Tak Banyak Intervensi Rupiah

10 Januari 2019 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengaku tak lagi melakukan intervensi ganda, yakni di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN), untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun ini. Adapun penguatan rupiah saat ini lebih disebabkan oleh mekanisme pasar dan kondisi global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini mencapai Rp 14.040, menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi sebesar Rp 14.120 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, saat ini pasar SBN atau obligasi tengah mengalami tren kenaikan (bullish). Sehingga BI tak lagi melakukan intervensi di pasar SBN.
Jarangnya intervensi yang dilakukan BI di pasar SBN mengindikasikan tekanan terhadap rupiah mereda. Sebab, bank sentral hanya akan masuk ke SBN jika pelemahan rupiah berlanjut.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Pasar obligasi, memang kami kalau lagi bullish kami tidak mungkin intervensi. Sepanjang ini kami jarang intervensi di pasar obligasi," ujar Nanang di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Kamis (10/1).
ADVERTISEMENT
Untuk menstabilkan rupiah, Nanang menyebut, bank sentral lebih memberikan ruang pada mekanisme pasar. Intervensi yang dilakukan BI pun hanya di transaksi domestic non delivery forward (DNDF) untuk memperdalam pasar valas sehingga likuiditas meningkat dan rupiah bisa stabil.
"Kami memberi ruang bagi rupiah untuk bergerak sesuai mekanisme pasar. Tidak ada intervensi kecuali tadi di DNDF," katanya.
Sejak diluncurkan pada awal November 2018 hingga saat ini, hasil lelang DNDF mencapai USD 1,3 miliar (gross). Namun menurut Nanang, BI akan tetap mendorong pasar lebih aktif agar likuiditas semakin meningkat.
"Jadi BI sudah melakukan penjualan DNDF USD 1,3 miliar, tapi ada yang jatuh tempo sehingga kalau di neto sekitar USD 1,2 miliar dari November, jadi yang benar-benar flow di pasar USD 1,2 miliar," tambahnya.
ADVERTISEMENT