BI: Modal Asing Masuk Rp 73,28 Triliun, Rupiah Menguat 1,17 Persen

25 April 2019 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, berfoto bersama jajaran jelang rapat April 2019. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, berfoto bersama jajaran jelang rapat April 2019. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mencatat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mengalami penguatan secara point to point 1,17 persen hingga 23 April 2019. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode akhir 2019 sebesar 0,58 persen secara rata-rata.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun 2018, nilai tukar rupiah juga menguat 2,17 persen secara point to point dan 0,80 persen secara rata-rata. Menurutnya, penguatan ini terjadi karena ada perkembangan aliran modal asing yang masuk ke Indonesia pasca-pemilu yang menurutnya cukup deras.
"Perkembangan ini tidak terlepas dari perkembangan aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik, termasuk aliran masuk ke pasar saham yang berlanjut pada April 2019," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Rabu (25/4).
Kata Perry, modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) per 25 April 2019 atau pasca-pemilu senilai Rp 73,28 triliun. Dana tersebut, kata dia, berasal dari beberapa instrumen seperti pembelian Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 58,38 triliun dan portofolio saham senilai Rp 14,90 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain pemilu, investor juga mempertimbangkan faktor lainnya untuk menanamkan dananya di Indonesia. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia, menurutnya, juga terus membaik, terlihat dari tren pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/4). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tahun ini, ekonomi Indonesia juga diproyeksi akan lebih membaik tumbuh antara 5,0 hingga 5,4 persen dengan titik tengah 5,2 persen. Inflasi juga mampu terjaga sesuai sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen.
Dengan kondisi eksternal maupun domestik tersebut, Perry pun optimistis aliran modal asing akan semakin deras ke depannya. Dia juga melihat prospek perekonomian domestik yang tetap positif dan ketidakpastian pasar keuangan yang berkurang.
Apalagi, Perry juga memprediksi bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate (FFR) tahun ini hingga tahun depan lantaran ekonomi di negara yang dipimpin Donald Trump melamban.
ADVERTISEMENT
"Bank Indonesia memandang nilai tukar rupiah akan stabil dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga baik. Maka dengan FFR yang tidak naik investasi portofolio di SBN itu akan semakin menarik," jelasnya.
Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar rupiah dan memperkuat pembiayaan domestik, Perry menjelaskan, BI bakal terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas.