BI Optimistis Tekanan Rupiah di 2019 Tak Seberat Tahun Ini

4 September 2018 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo  (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memprediksi tekanan terhadap rupiah pada tahun depan tak akan sebesar di tahun ini. Sebab kenaikan suku bunga Federal Reserve atau Fed Fund Rate di tahun depan diprediksi hanya tiga kali, tak sebanyak tahun ini yang mencapai empat kali.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral bersama pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus berkoordinasi memperkecil defisit transaksi berjalan atau current accoun deficit (CAD). Dia optimistis lantaran hal tersebut didukung harga komoditas yang diproyeksi membaik di tahun depan.
"Tekanan rupiah di tahun depan diproyeksikan tak akan sebesar tahun ini. Harga komoditas masih akan naik dan bisa mendukung peningkatan ekspor, berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan CAD ini," ujar Perry di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Selasa (4/9).
Adapun di tahun depan Perry memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp 14.300-14.700. Kisaran tersebut masuk dalam target yang dipatok pemerintah dalam RAPBN 2019 sebesar Rp 14.400 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Nilai tukar Rp 14.300-14.700 per dolar AS di tahun depan," katanya.
Perry menuturkan, pihaknya tak akan ragu melakukan intervensi dengan menambah suplai valas untuk stabilisasi rupiah. Selain itu, bank sentral juga akan terus menyediakan swap valas dan lindung nilai (hedging) bagi para pengusaha yang membutuhkan dengan biaya yang relatif murah.
"Kebijakan lain agar yang kami lakukan untuk stabilisasi eksternal enggak berdampak ke momentum pertumbuhan ekonomi," ujarnya.