BI Perkirakan Inflasi di November 2018 Sebesar 0,18 Persen

30 November 2018 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjawab pertanyaan wartawan. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjawab pertanyaan wartawan. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi selama November 2018 sebesar 0,18 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,28 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perkiraan inflasi tersebut berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan bank sentral pada pekan keempat bulan ini. Sehingga sejak awal tahun hingga saat ini (year to date) mencatatkan inflasi 2,41 persen dan mencapai 3,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu keempat bulan November ini, kami perkirakan inflasinya 0,18 persen (mtm), kalau secara year to date 2,41 persen dan 3,14 persen year on year," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (30/11).
Menurut dia, penyebab inflasi bulan ini disebabkan oleh seluruh komponen inflasi, baik itu inflasi akibat harga pangan yang bergejolak (volatile food), inflasi inti, maupun barang/jasa yang diatur pemerintah (administered price).
Suasana aktifitas pedagang di Pasar Minggu. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktifitas pedagang di Pasar Minggu. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Namun utamanya, inflasi bulan ini disebabkan oleh kenaikan harga bawang merah, tarif angkutan udara, bensin, daging ayam ras, telur ayam ras, dan beras.
ADVERTISEMENT
"Seluruh barang, baik makanan, inflasi inti, maupun harga-harga yang dikendalikan pemerintah atau administered price itu tetap terkendali," jelasnya.
Adapun hingga akhir tahun ini, bank sentral memproyeksikan inflasi mencapai 3,2 persen (yoy). Angka ini masih terkendali, sesuai dengan target BI maupun pemerintah yang sebesar 3,5 plus minus 1 persen.
"Secara keseluruhan inflasi Alhamdulillah rendah dan terkendali sekaligus mengonfirmasi perrkiraan kami inflasi akhir tahun ini sekitar 3,2 persen," tambahnya.
Bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (20/9/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (20/9/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2018 sebesar 0,28 persen (mtm). Sementara inflasi tahun kalender Januari hingga Oktober 2018 sebesar 2,22 persen (ytd) dan inflasi tahunan pada periode yang sama tercatat 3,16 persen (yoy).
Penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga cabe merah, BBM non Subsidi dan tarif sewa rumah. Secara rinci, Suhariyanto menjelaskan Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar alami inflasi 0,42 persen dengan andil terbesar dalam inflasi Oktober sebesar 10 persen.
ADVERTISEMENT
Disusul dengan inflasi pada makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen dengan andil 0,05 persen.